Kesehatan

Waspadai Hypoxia Syndrome Covid-19, Begini cara Mengatasinya

Kamis, 24 September 2020 - 12:10 | 60.78k
Ilustrasi - Happy Hypoxia Syndrome (FOTO: Tashatuvango/Shutterstock.com)
Ilustrasi - Happy Hypoxia Syndrome (FOTO: Tashatuvango/Shutterstock.com)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOHappy Hypoxia Syndrome adalah gejala ringan bagi yang terpapar Covid-19. Ketika Happy Hypoxia Syndrome itu bersarang di tubuh, maka kadar oksigen dalam darah mendadak turun. Begini cara mengatasinya.

Berdasarkan dari analisa para medis. Normalnya kadar oksigen dalam darah kita  lebih dari 95 persen. Saat kadar oksigen turun, otak (penderita Covid-19) tidak merespon oleh karena gangguan transmisi sinyal ke otak, sehingga oksigen dapat turun sampai ke tingkat terendah dan dapat mengancam nyawa.

“Mereka yang mengalami Happy Hypoxia Syndrome tidak menyadari jika paru-paru mereka mengalami kerusakan lantaran tidak adanya keluhan gangguan nafas apapun serta masih dapat beraktivitas seperti biasa,” terang Juru Bicara Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica, dalam pemaparannya Minggu (20/9/2020) malam lalu. 

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan. Pertama, coba tarik nafas dalam 2-3 kali, tahan selama  20 detik, bila timbul rangsangan batuk, perlu diwaspadai risiko hypoxia. Kedua, menggunakan alat pulse oximetry yang dijepitkan pada ujung jari untuk mengukur saturasi oksigen.

“Kedua cara itu dilakukan secara berkala, minimal pagi-siang-sore/malam. Pasien dan keluarganya juga perlu diingatkan, agar lebih waspada jika timbul kondisi seperti frekuensi nafas cepat, merasa mudah lelah serta adanya rasa berat didada saat bernafas,” jelas Dewi.

Dewi menganjurkan, jika terjadi kondisi seperti itu, segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, apalagi jika kemudian gejalanya bertambah berat, walaupun belum merasa sesak, sebaiknya segera datang ke rumah sakit. Nanti, di rumah sakit akan dilakukan pemeriksaan rontgen paru-paru dan diukur saturasi oksigen untuk mengetahui ada penurunan kadar oksigen atau tidak.

“Happy Hypoxia ini tidak memperlihatkan gejala khusus, akan tetapi penderitanya dapat mengalami kerusakan paru yang parah, sehingga seringnya baru terdeteksi saat kondisi sudah parah,” ucapnya.

“Perlunya saling mengingatkan bersama, bahwa Covid-19 masih ada di sekitar kita dan memiliki banyak gejala yang menyerupai berbagai macam penyakit, sehingga mari kita tidak meremehkan virus ini tetapi tidak juga panik berlebihan. Salah satunya Happy Hypoxia Syndrome tersebut, ” sambung Dewi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES