Peristiwa Daerah

Belajar dan Jelajah Prasasti Airlangga di Sela Ekskavasi Tahap 4 Situs Patakan Lamongan

Rabu, 23 September 2020 - 23:18 | 99.42k
Kegiatan Sinau Bareng Sang Hyang Patahunan diprakarsai Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan dan Laskar Airlangga Lamongan bersama para pemuda desa di Kecamatan Sambeng dan Ngimbang. (Foto: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)
Kegiatan Sinau Bareng Sang Hyang Patahunan diprakarsai Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan dan Laskar Airlangga Lamongan bersama para pemuda desa di Kecamatan Sambeng dan Ngimbang. (Foto: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Proses ekskavasi tahap 4 tidak hanya terfokus untuk membuka bangunan Situs Patakan, namun juga digelar Sinau Bareng Sang Hyang Patahunan dan jelajah Prasasti Airlangga untuk mengeksplorasikan pengetahuan jejak Airlangga yang ada di wilayah selatan Kabupaten Lamongan.

Diprakarsai Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan dan Laskar Airlangga Lamongan bersama para pemuda desa di Kecamatan Sambeng dan Ngimbang.

Setelah memberikan pengetahuan tentang keberadaan Situs Patakan, para pemuda itu juga diajak untuk menjelajahi di sejumlah kawasan dua kecamatan tersebut yang masih terdapat prasasti peninggalan masa Airlangga.

"Beberapa kawasan yang kita jelajahi diantaranya adalah prasasti Drujugurit, prasasti Sendang Gede, prasasti Sendangrejo, prasasti Sumbersari 1 dan 2 serta prasasti Mlawan," kata M Nafis Abdul Rauf, dari Laskar Airlangga Lamongan, Rabu, (23/9/2020).

Peserta diajak menyusuri jalan hingga mendaki bukit untuk menuju lokasi sambil melihat satu per satu prasasti peninggalan Raja Airlangga. Mereka menempuh perjalanan kurang 20 kilometer jarak.

Sinau Bareng Sang Hyang Patahunan dan jelajah Prasasti Airlangga juga menghadirkan sejarawan dan juga Dosen Universitas Malang, Dwi Cahyono, Supriyo dari Rumah Sejarah Lamongan dan Wicaksono Dwi Nugroho dari BPCB Jatim.

"Seluruhnya prasasti yang kita kunjungi semuanya berlokasi di Kecamatan Sambeng dan Ngimbang," tutur Nafis, yang juga seorang guru Sejarah di SMA Negeri 3 Lamongan.

Hanya saja dikatakan Nafis, sejumlah prasasti yang dikunjungi tidak semuanya dalam kondisi baik. Seperti kondisi prasasti atau watu gurit itu cukup memprihatinkan.

"Kemudian prasasti Sumbersari II di Kecamatan Sambeng dalam keadaan patah. Tulisan yang ada di prasasti sudah sangat aus sehingga sulit dibaca," tuturnya.

Kondisi tersebut membuat para pemuda dan warga yang mengikuti kegiatan sinau bareng di sela ekskavasi Situs Patakan tersebut tergugah untuk lebih mencintai dan melestarikan prasasti peninggalan Airlangga yang ada di Lamongan. "Warga terutama yang muda-muda menginginkan agar jejak-jejak Airlangga di Lamongan jadi destinasi wisata prasasti," ujar Navis. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES