Peristiwa Daerah

Belasan Kelurahan di Kota Semarang Alami Kesulitan Air

Rabu, 23 September 2020 - 13:33 | 40.90k
Kesulitan air di tengah musim kemarau, warga memanfaatkan air sungai untuk keperluan mandi dan mencuci. (Foto: Warga Jabungan for Times Indonesia)
Kesulitan air di tengah musim kemarau, warga memanfaatkan air sungai untuk keperluan mandi dan mencuci. (Foto: Warga Jabungan for Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Kendati hujan mengguyur Kota Semarang selama dua hari belakangan, warga di beberapa kelurahan masih kesulitan memenuhi kebutuhan air. Meskipun ada juga bantuan air dari BPBD Kota Semarang.

Ngatinah, warga Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik mengaku, sejak tiga bulan lalu warganya di RT 2 RW 3 mengalami krisis air bersih. Akibatnya, setiap hari mereka harus mengantre untuk mendapatkan air dari sumber mata air pegunungan Penggung.

Sumber mata air tersebut, kata Ngatinah, digunakan warga untuk memasak dan minum. Untuk itu warga rela antre karena sumber mata air utama mereka yang dari sumur, menipis.

Sementara untuk keperluan mandi, warga memilih menggunakan air Sungai Kethekan. “Karena terkadang agak kotor, jadi sebelum digunakan air kami saring terlebih dahulu," tuturnya kepada TIMES Indonesia, Rabu (23/9/2020).

Jarak rumah Ngatinah dengan Sungai Kethekan terbilang cukup jauh. Dirinya bersama warga lainnya harus berjalan sekitar satu kilometer. Meski harus menempuh jarak jauh dan kondisi air keruh, warga tetap mengambil pilihan tersebut karena tak ada lagi pilihan lain.

Sementara itu, bantuan air tangki dari BPBD Kota Semarang tak cukup banyak membantu. Bantuan tak bisa diandalkan tiap hari. Kalau pun ada, biasanya warga berduyun-duyun mengepung. Sehingga warga harus berbagi rata dan hanya mendapatkan beberapa ember atau jerigen saja. 

BPBD Kota Semarang memperkirakan, ada 16 kelurahan dari enam kecamatan di Kota Semarang yang mengalami kesulitan air bersih. Dari pendataan sementara, ada 500 warga di 16 kelurahan tersebut yang kesulitan air bersih.

Belasan kelurahan tersebut adalah Rowosari, Meteseh, Mangunharjo dan Tandang (Kecamatan Tembalang); Kelurahan Jomblang (Kecamatan Candisari); Bangtayu Kulon, Bangtayu Wetan, Trimulyo (Kecamatan Genuk); 

Kemudian, Kelurahan Bendan Duwur dan Bendan Ngisor di Kecamatan Gajahmungkur; Kelurahan Mangkang Wetan, Mangkang Kulon, dan Mangunharjo (Kecamatan Tugu) dan kelurahan Gedawang dan Jabungan di Kecamatan Banyumanik.

Sejauh ini, wilayah Rowosari dan Pasar Pedurungan yang mendapat perhatian lebih. Selama periode Juli hingga September telah tersalurkan 30 tangki air bersih berkapasitas 4.000 liter di kedua titik tersebut. Rinciannya 25 tangki ke Rowosari dan 5 tangki ke Pasar Pedurungan.

BPBD Kota Semarang memprakirakan kemarau tahun ini berlangsung cukup pendek, sehingga warga yang meminta bantuan menurun jika dibanding tahun lalu. Pemkot Semarang berharap warga membuat bak tandon untuk menampung bantuan air bersih. 

"Jadi ketika bantuan datang, tidak menyimpan air bantuan ke dalam ember. Selain itu melalui bak tandon itu bisa disalurkan kerumah warga,” kata Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono terkait kondisi kesulitan air di sejumlah kelurahan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES