Kopi TIMES

Peran Pramuka Membentuk Perdamaian Lewat Messengers of Peace

Selasa, 22 September 2020 - 16:08 | 215.58k
Abiyyi Yahya Hakim, Anggota Racana Gadjah Mada (Pramuka UGM), Mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
Abiyyi Yahya Hakim, Anggota Racana Gadjah Mada (Pramuka UGM), Mahasiswa Universitas Gadjah Mada.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tanggal 21 September secara luas diketahui sebagai Hari Perdamaian Internasional atau International Day of Peace. PBB atau UN menetapkan peringatan ini sejak 2001, dan menjadi peringatan akan cita-cita perdamaian antarbangsa, maupun perdamaian pada tiap individu. Namun sekalipun tiap elemen dalam masyarakat menginginkan kedamaian, hambatan perdamaian itu rumit dan curam, sebut Dirjen UNESCO pada suatu paparan di Majelis Umum PBB empat tahun lalu.

Perdamaian memang tidak sederhana, karena akan melibatkan elemen kompleks dalam individu, kelompok, maupun kumpulan yang lebih kompleks seperti negara. Namun karena itu pula, perdamaian perlu peran dari setiap masyarakat. Karena tidak sederhana dan kita tidak bisa mengendalikan pikiran hingga perbuatan tiap individu maupun kelompok, maka dibutuhkan agen atau duta perdamaian—orang-orang yang peduli dan mau membuat dampak di masyarakat.

Pramuka atau scout sebagai wadah kaum muda untuk berkarya dan berdampak kepada masyarakat memiliki Messengers of Peace (MoP), sebagai wadah dan kampanye Pramuka menyebarkan perdamaian di masyarakat. Ide Raja Arab Saudi dan Raja Swedia pada 2011 ini telah berpengaruh besar kepada framing kegiatan Pramuka—atau kepanduan secara global. Setiap kegiatan kepanduan pada akhirnya harus membawa pesan perdamaian.

Sejak 2015, diluncurkan pula kampanye Scouts for SDGs, sebagai wadah Pramuka untuk berperan dalam pemenuhan target Sustainable Development Goals. Scouts for SDGs pun kemudian dapat diintegrasikan ke dalam setiap jenis kegiatan kepanduan, yang akan berkaitan dengan salah satu poin dalam SDGs. Misalnya, kegiatan kepanduan yang bercorak mitigasi perubahan iklim akan dikaitkan dengan tujuan Climate Action (poin 13), atau kegiatan berbagi makanan dengan Zero Hunger (poin 2).

Messengers of Peace? Dalam situs resmi World Organization of Scout Movement (WOSM)—Scout.org, MoP dikaitkan dengan seluruh SDGs, yang berjumlah 17 tujuan tersebut. Itu artinya, Messengers of Peace sebagai wadah, kampanye, maupun gerakan memuat lingkup yang sangat luas. Dengan kata lain, seluruh kegiatan kepanduan. Dalam Scout.org juga terdapat kanal service hours, yaitu sebuah kanal terkait MoP yang mencatat jumlah jam kegiatan kepanduan.

Tetapi Pramuka atau pandu memang sejatinya membantu orang, atau lebih besarnya menjadikan dunia lebih baik (creating a better world). Pramuka yang sejatinya kaum muda, memiliki kekuatan dalam jumlah maupun visi, karena kaum muda berjumlah banyak dan kaum mudalah yang akan hidup di masa mendatang. Karena memperbaiki hari ini juga membangun dasar masa depan yang lebih baik, serta menggalang kaum muda hari ini juga untuk mempersiapkan kaum muda di masa mendatang.

Tema International Day of Peace tahun ini adalah “Shaping Peace Together”. Dalam suasana krisis—iklim maupun pandemi Covid-19, dunia internasional mendapat tantangan solidaritas. Krisis pandemi telah menunda berbagai agenda politik, sosial, maupun ekonomi dunia, yang dapat mengguncangkan stabilitas kedamaian dunia. Krisis iklim, telah diurgensikan sejak tahun lalu ketika tema IDP “Climate Action for Peace”, sebagai krisis yang mengancam kehidupan masa depan bumi, maupun telah terjadi sebagian saat ini.

Apa yang kita pikirkan hari ini layaknya merefleksikan yang telah terjadi, dan kiranya sudah banyak yang terjadi di tahun ini. Pandemi Covid-19 mungkin yang terbesar, tetapi bukan berarti hal-hal lain tidak berarti. Begitu juga pikiran, perkataan, hingga perbuatan yang kecil pun bisa berdampak. Dari sudut pandang kedamaian, refleksi sudah merupakan usaha berdamai sedari pikiran. Tetapi damai tidak hanya dalam diri, oleh karena itu kita harus bersama membentuk perdamaian.

***

*)Oleh: Abiyyi Yahya Hakim, Anggota Racana Gadjah Mada (Pramuka UGM), Mahasiswa Universitas Gadjah Mada.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES