Kopi TIMES

Perilaku Berwisata di Tengah Pandemi Covid-19

Selasa, 22 September 2020 - 15:06 | 218.92k
Agoes Tinus Lis Indrianto, S.S.,M.Tourism.,Ph.D, Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya.
Agoes Tinus Lis Indrianto, S.S.,M.Tourism.,Ph.D, Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya.

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Trend pariwisata global sampai pada tahun 2019 selalu naik setiap tahunnya, termasuk di Indonesia. Tingkat kunjungan wisatawan asing ke Indonesia pada akhir tahun 2019 sudah mencapai 16 juta.

Angka tersebut membuat pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar kedua untuk Indonesia. Karakter industri pariwisata yang sangat dinamis, rentan dengan perubahan yang bisa menyebabkan turunnya jumlah wisatawan asing maupun domestik. 

Namun semua hal tersebut pada umumnya selalu berakhir dengan peningkatan industri ini setelah masalah itu selesai. Selama ini di Indonesia, ada beberapa kejadian yang pernah secara  langsung mempengaruhi industri pariwisata di Indonesia, khususnya yang terjadi di daerah wisata yang populer.  

Kejadian seperti tsunami Aceh, gempa Yogya, meletusnya Gunung Merapi dan Gunung Agung, aksi teror Bom Bali 1 dan 2 , termasuk wabah penyakit yaitu SARS dan Flu Babi dan Flu Burung , pernah memberikan dampak negatif terhadap industri pariwisata di Indonesia. 

Namun demikian, pulihnya industri pariwisata terbukti selalu lebih cepat daripada semua kajian yang dibuat oleh banyak orang. 

Saat ini, kondisi pandemik Covid-19 yang terjadi secara global ini adalah sesuatu kejadian yang sangat luar biasa bagi industri pariwisata di dunia. Hampir semua negara di dunia terdampak dan membuat banyak kebijakan untuk lockdown ataupun membatasi kunjungan dari negara lain. 

Kondisi industri pariwisata di Indonesia mulai terdampak pada awal tahun 2020 , ketika sudah ada pasien pertama di temukan di Indonesia. Sejak itu kondisi pariwisata Indonesia semakin menurun. 

Dimulainya penderitaan panjang pemilik atau operator bisnis pariwisata di Indonesia adalah pada bulan Maret, di mana pada saat tersebut dimulai kebijakan PSBB diterapkan di banyak daerah. 

Pembatasan berpergian dan ketakutan wisatawan asing maupun domestik semakin membuat pariwisata Indonesia terpuruk, khususnya bagi hotel, transportasi wisata, tempat wisata dan bisnis yang secara langsung dan tidak langsung tergantung pada kegiatan pariwisata. 

Setelah beberapa waktu, pemerintah kemudian menyampaikan istilah "new normal" untuk diperkenalkan ke publik , walaupun kemudian hal tersebut diganti menjadi adaptasi kebiasaan baru. 

Hal ini membuka kesempatan untuk industri pariwisata di Indonesia untuk mulai bisa bergerak lagi. Kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah dan banyak institusi yang menyampaikan kegiatan bisa berjalan lagi selama melaksanakan protokol kesehatan yang ketat dengan menerapkan sistem CHS (Clean, Health and Safety) yang kemudian berkembang menjadi (Clean, Health, Safety and Environment), dimana kesehatan dari tempat usaha harus juga memperhatikan dan didukung kesehatan lingkungan di sekitarnya. 

Penerapan standard protokol kesehatan di era new normal ini, dengan menerapkan perilaku 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) membawa banyak perubahan perilaku dari para wisatawan, khususnya wisatawan domestik. 

Karena selama perbatasan, khususnya pintu masuk internasional masih ditutup untuk wisatawan asing, maka harapan untuk bangkit dan bertahan di era pandemik ini berasal dari mobilitas dan daya beli wisatawan domestik. 

Berwisata di era new normal yang artinya berwisata di tengah pandemik Covid-19 ini ternyata membuat perubahan perilaku wisatawan di beberapa hal, diantaranya motivasi kunjungan, jangka waktu bepergian, barang bawaan dan aktifitas selama bepergian. 

Saat ini motivasi berwisata bagi para wisatawan domestik lebih karena sudah bosan selama beberapa bulan harus terkurung dan tinggal di rumah mereka masing-masing tanpa bisa melakukan aktifitas yang biasa mereka lakukan. 

Sehingga, mereka melampiaskan perasaan ini dengan cara melakukan perjalanan wisata bersama keluarga terdekat atau keluarga inti. Para wisatawan mengurangi berpergian dengan keluarga besar, ataupun dalam group besar.

Melakukan perjalanan jalan darat dengan menggunakan kendaraan pribadi, menjadi pilihan bagi banyak wisatawan. Waktu kunjungan juga menjadi lebih lama, minimal 3 hari untuk menghindari kondisi terlalu lelah selama perjalanan, sehingga konsep "staycation" mulai banyak ditawarkan oleh hotel untuk bisa mendapatkan tamu.  

Barang bawaan para wisatawan juga berubah, perlengkapan kebersihan dan kesehatan seperti hand sanitizer, tisu bawah, masker, face shield dan sarung tangan menjadi benda wajib yang harus dipersiapkan. 

Selain itu banyak wisatawan yang membawa peralatan makan dan minum sendiri. Sehingga walupun mereka makan di rumah makan selama perjalanan, mereka menggunakan peralatan sendiri, seperti sendok dan garpu, serta sedotan. 

Dalam hal kegiatan yang dilakukan selama berwisata, maka tempat wisata yang berbasis alam dan tempat terbuka menjadi tempat pilihan bagi banyak wisatawan, dibandingkan tempat yang tertutup seperti theme park, mall dan sebagainya.

Ketika di tempat wisata, maka kebiasaan untuk berselfie tetap dilakukan, namun tidak semerta-merta dilakukan sembarangan. Banyak wisatawan menjadi tertib untuk bisa menunggu giliran mendapatkan tempat terbaik untuk foto. 

Perilaku menjaga jarak seharusnya tetap dipraktekan bagi wisatawan yang sedang berwisata di tempat wisata. Menghindari kerumunan adalah hal yang wajib dilakukan dan dipastikan oleh pengelola obyek wisata selama masa pandemik ini. 

Sedangkan perilaku wisatawan yang menginap di hotel, cenderung memilih hotel diketahui telah menerapkan protokol kesehatan secara jelas dan  hotel yang mempunyai area publik, seperti lobby, lorong dan fasilitas publik lain yang lebih luas. 

Adanya prosedur kesehatan seperti cek suhu tubuh, fasilitas cuci tangan ataupun hand sanitizer sebelum masuk hotel lobby dan fasilitas disinfektan untuk barang bawaan tamu, termasuk proses penyemprotan disinfektan di kamar setelah tamu check out dan sebelum tamu check ini menjadi hal yang diperhatikan oleh wisatawan dalam memilih hotel. 

Bagi hotel yang menyediakan breakfast, maka pilihan prasmanan dengan sistem dilayani oleh para staff hotel menjadi pilihan daripada pengunjung bisa mengambil makan sendiri-sendiri. 

Bila hotel tersebut sudah membuka fasilitas umumnya , seperti gym dan kolam renang, maka prosedur keselamatan dan aturan penggunaan fasilitas sesuai standar protokol kesehatan yang ditetapkan oleh instasi kesehatan setempat menjadi hal penting yang diperhatikan oleh tamu. 

Maka demikian, berwisata di masa pandemik ini tetap bisa dilakukan oleh wisatawan, selama mereka bisa tetap waspada dan bersiap-siap untuk disiplin diri memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak. 

Sedangkan para pelaku bisnis pariwisata, mulai dari hotel, rumah makan, transportasi wisata, tempat belanja, dan bisnis lain yang berhubungan dengan wisatawan harus berkomitmen untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin. 

Sedangkan pemerintah dalam hal ini,  diharapkan bisa membuat regulasi dan pengawasan yang konsisten dalam pelaksanaan protokol kesehatan di tempat wisata atau bisnis pariwisata yang sedang berjalan. 

Pemerintah diharapkan melakukan pendekatan yang manusiawi dengan sangsi yang tidak memberatkan secara ekonomi, kecuali bagi mereka yang sudah melakukan pelanggaran berulang kali. 

Kiranya bila semua ini bisa berjalan dengan baik, maka kegiatan pariwisata di Indonesia perlahan tapi pasti bisa cepat pulih kembali, sambil menunggu keberadaan dan distribusi vaksin yang secara pasti akan menjadi momentum kebangkitan pariwisata di Indonesia pada saatnya nanti.  

***

*) Oleh:  Agoes Tinus Lis Indrianto, S.S.,M.Tourism.,Ph.D, Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES