Peristiwa Daerah

Mabincab Yakin Polemik Dualisme Ketua Terpilih PMII Banyuwangi Berakhir Happy Ending

Selasa, 22 September 2020 - 10:42 | 76.48k
Abdul Aziz, Ketua Majelis Pembina Cabang (Mabincab) PMII Banyuwangi, saat menyerahkan cindera mata untuk Dr Nurul Ghufron, Komisioner KPK. (Foto: Dokumentasi TIMES Indonesia)
Abdul Aziz, Ketua Majelis Pembina Cabang (Mabincab) PMII Banyuwangi, saat menyerahkan cindera mata untuk Dr Nurul Ghufron, Komisioner KPK. (Foto: Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Polemik dualisme Ketua Terpilih pasca Konferensi Cabang (Konfercab) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banyuwangi, mengundang perhatian para senior. Salah satunya Ketua Majelis Pembina Cabang (Mabincab) PMII Banyuwangi, Abdul Aziz.

Menurutnya, polemik yang terjadi selama proses hingga pasca Konfercab XXII PMII Banyuwangi, adalah bagian dari dinamika organisasi yang biasa terjadi. Bahkan sebagai wujud hidupnya sisi intelektualitas dilingkungan kader.

“Ini menunjukkan bahwa adik-adik saya para kader pergerakan cukup dinamis dalam proses pengkaderannya,” tuturnya, Selasa (22/9/2020).

Kang Azi-sapaan akrabnya, menuturkan, PMII adalah tempat bagi para kader untuk menimba ilmu dan pengalaman. Dengan begitu, apapun proses yang terjadi selama mereka aktif di PMII adalah bagian untuk pendewasaan. Termasuk proses selama Konfercab, adalah bagian untuk mengantarkan para kader PMII menjadi manusia tangguh.

“Saya yakin  mereka akan semakin matang, semakin siap menghadapi segala tantangan di masyarakat ketika nantinya sudah tidak di PMII lagi,” jelasnya.

Wakil Sekretaris PCNU Banyuwangi, ini juga optimistis, jika konflik yang melibatkan kubu Ach Faisal Hikam Hamdani dan Saifurrahman, dalam proses Konfercab PMII tersebut juga bakal berakhir happy ending. Sebab selama berproses di PMII, keduanya sama – sama memiliki karakter yang bagus. Memiliki semangat untuk memajukan PMII di Bumi Blambangan.

“Dua-duanya adalah kader saya, dan dua-duanya membuat saya bangga. Mereka adalah kader terpilih dari ratusan kader yang ada,” ungkap Kang Azi.

Diceritakan, jauh hari sebelum pelaksanaan Konfercab PMII diselenggarakan di Hotel Ihtiar Surya, Hikam dan Saifurrahman, sudah menghadap dirinya selaku Ketua Mabincab PMII Banyuwangi. Diskusi yang terjadi, disitu keduanya diberi dua opsi dalam suksesi perebutan Ketua PC PMII Banyuwangi. Opsi pertama, keduanya diminta untuk berembuk. 

“Selesaikan secara musyawarah mufakat. Misalnya ketuanya siapa, sekretarisnya siapa. Waktu itu saya minta kesepakatan ini terjadi sebelum konfercab, sehingga bisa meminimalisir dinamika di arena Konfercab,” cetusnya.

Sedangkan opsi kedua, lanjut Kang Azi, adalah kompetisi. Yaitu perebutan Ketua PC PMII melalui dukungan komisariat. Yang mana perlu proses komunikasi dan merebut simpati para pemilik suara. Kalau opsi kedua yang dipilih, kepada keduanya dia berpesan supaya sama-sama menyiapkan mental.

Artinya siapapun yang menang nggak boleh jumawa, yang kalah gak boleh ngambek.

“Pasca konfercab semangatnya harus bersatu, bersahabat. Sebab peran PMII ditunggu banyak pihak.,” tegas pria yang juga dipercaya menjadi Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Banyuwangi ini.

Atas dasar tersebut, Kang Aziz, yakin polemik yang terjadi pasca Konfercab PMII Banyuwangi, bakal selesai dengan happy ending.

“Saya yakin anak-anak, kader-kader saya sangat dewasa. Mereka adalah kader-kader pilihan yang siap pakai. Ger geran setelah gegeran itu hal biasa di PMII,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES