Kopi TIMES

Pemimpin yang Berdaya Cipta dan Bertanggung Jawab

Selasa, 22 September 2020 - 14:12 | 160.22k
Grandy Umbu Endalu Radandima, Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.
Grandy Umbu Endalu Radandima, Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.

TIMESINDONESIA, SALATIGA – Pemimpin merupakan motor penggerak arah dan langkah untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan yang harus di miliki pemimpin adalah kesadaran akan prinsip dan nilai-nilai dasar kehidupan mencapai kesejahteraan, kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, kebutuhan masyarakat dan berpikir melampaui (out of the box).

Tentunya kepemimpinan yang harus dimiliki oleh pemimpin tersebut dapat berjalan apabila pemimpin visioner, memiliki kemampuan manajerial dan bertanggungjawab. Peran pemimpin sangat menentukan nasib kehidupan dan tatanan budaya masyarakat. Menurut pak Noto sapaan dari Dr. O. Notohamidjojo, manusia itu makhluk yang mulia, tetapi ia berdosa. Ia bertanggungjawab atas dasar norma-norma hidup Ilahi dan ia dikaruniai kebebasan. Sehingga ada empat sifat yang menjadi ciri pokok dari pada manusia yaitu: kemuliaanya, kehinaannya, tanggung-jawabnya, kebebasannya.

Oleh karena itu dalam kepemimpinan pemimpin harus memanusiakan manusia yang berarti mengambil dan menerima secara realisme Alkitabiah keempat sifat itu dan memperhitungkan dalam segala pembangunan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. 

Dalam menciptakan perubahan, tentunya membutuhkan pemimpin yang memiliki karakter tepat. Pemimpin dengan prinsip melayani adalah salahsatu karakter yang akan mendukungnya perubahan. Salahsatu model kepemimpinan orang Indonesia yang memiliki jiwa dan ketulusan hati dalam melayani adalah Johannes Leimena. Menurut beliau, politik bukan alat kekuasaan, melainkan etika untuk melayani.

Sosok dr. Johannes Leimena merupakan orang Indonesia yang memiliki iman, karakter dan pengabdian yang tinggi dalam pelayanan bangsa sebagai Menteri yang dipercayakan pada jaman kepemimpinan Soekarno dan Soeharto. Leimena memimpin dengan hati nurani, ketulusan, kejujuran dan kesederhanaan sikapnya. Sosok yang mampu menjadi orang kepercayaan disaat situasi ketidakpercayaan dan kecurigaan muncul. Kejujurannya juga dikenal luas,sehingga orang-orang percaya.

Dia tidak pernah bohong atau menggertak, sampai-sampai presiden Soekarno menyebutkan “Leimena orang yang paling jujur yang pernahku temui” bahkan Soekarno dalam kesempatan lain menyebutnya “Mijn Dominee yang artinya pendetaku”.

Indonesia yang plural dengan keragaman nilai, adat istiadat, karakter dan suku serta kompleksitas yang tinggi berharap memiliki kepemimpinan seperti sosok dr. Johannes Leimena. Jika ada pemimpin seperti dr. Johannes Leimena saat ini, maka Indonesia akan kembali pada harga dirinya yang takut akan Tuhan, penuh pelayanan, jujur, bersahabat dan dapat dipercaya. Sehingga Indonesia mampu menjadi bangsa yang besar dan menjadi kiblat etika peradaban dunia. 

Adapun pemimpin sosok Che Guevara yang mungkin para aktivis dan tokoh-tokoh pemimpin, politisi sudah tidak asing lagi mendengarnya. Sosok Che Guevara adalah tulang punggung revolusi yang memperjuangkan revolusi pembebasan nasional menuju pembebasan sosialisme. Tentunya dalam kepemimpin sosok Che Guevara dalam memperjuangkan revolusi dibutuhkan sifat pemimpin yang memiliki semangat perjuangan tinggi, pantang menyerah dan keberanian untuk mewujudkan prinsip dan nilai dasar bagi kepentingan bangsa.

Selain itu, keberhasilan seorang pemimpin ditentukan seberapa pengaruhnya mewujudkan nilai-nilai dasar dan ideologis kepada pengikutnya agar mampu menciptakan pemimpin-pemimpin baru. Menurut Dr. O. Notohamidjojo, kebesaran seorang pemimpin tergantung pada keutamaan maksud dan tujuannya dan kesanggupan untuk mewujudkannya.

Pemimpin yang sungguh agung, menurut paham kami adalah pemimpin yang dapat memperkaya kepribadian penganut-penganutnya. Hal ini pun dalam mewujudkan oleh seorang pemimpin, tidak terlepas dari komponen kemampuan yang dimiliki yaitu bertanggungjawab dan berdaya cipta.

MINORITAS YANG BERDAYA CIPTA

Dalam situasi dan kondisi saat ini yang terjadi pada seluruh aspek kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara tidak luput dengan permasalahan kompleksitas yang tinggi. Keadaan yang plural dengan kompleksitas yang tinggi memberikan tantangan kepada pemimpin dan masyarakat agar terus berpikir kreatif dan berusaha respon kreatif terhadap kesulitan dan rintangan yang terjadi.

Dr. O. Notohamidjojo menyampaikan bahwa manusia harus memiliki keunggulan creative minority, sehingga memiliki roh dan kekuatan keyakinannya untuk membentuk pemimpin dan mampu berperan mewujudkan perubahan. Creative minority yang memiliki sikap dinamis terhadap perubahan yang terjadi, berpikir kritis, merespon secara tepat tantangan dan situasi, sehingga kebudayaan tidak lumpuh, menjadi agen perubahan (agent of change), kemampuan menjelaskan gagasan secara popular dan spesifik pada massa yang pasif dan keteguhan keyakinan. Hal ini yang menjadi dasar kualitas dengan didukung potensi pengetahuan cermat tentang situasi. 

BERTANGGUNGJAWAB 

Pemimpin harus memiliki keresahan dalam jiwanya untuk bertanggungjawab memenuhi kebutuhan dan mewujudkan keadilan, kesejahteraan kehidupan masyarakat. Untuk menerapkan kepemimpinan pada sosok pemimpin yang bertanggungjawab, Pak Noto menyebutkan kewajiban pemimpin : 
-    Kasih sebagai dasar dalam berelasi, dengan kasih pemimpin akan memperlakukan anggotanya sebagai subjek.
-    Pengabdian, kesediaan untuk melayani
-    Memiliki visi dan insight artinya berpandangan jauh kedepan mampu menguasai ruang gerak untuk merealisasikan tujuan
-    Berkeyakinan kuat dan percaya diri
-    Memiliki pesan, artinya memiliki misi dan mampu mengkomunikasikan misinya ke anggotanya
-    Kesediaan bekerja keras sehingga para anggota bekerja keras pula
-    Tahan uji, sabar, memiliki semangat yang tak kunjung padam dalam merealisasikan visi
-    Berkeahlian dan berwibawa 
-    Sadar kewajiban dan memiliki disiplin diri
-    Bertanggungjawab membela kebenaran, mampu mengambil keputusan yang bijaksana, berjiwa bebas dan berani melawan bahaya serta tantangan. 

Oleh karena itu, masyarakat harus bijaksana dan pintar dalam memilih pemimpin, sehingga mampu menempatkan masyarakat sebagai subjek untuk mewujudkan kebenaran, keadilan dan kesejahteraan ditengah situasi dan kondisi yang memiliki bahaya dan tantangan. 

***

*) Oleh: Grandy Umbu Endalu Radandima, Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana. 

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES