Ekonomi

Utang Rp 8 M Belum Dibayar, Penyuplai Sengon Demo Pabrik Triplek Milik BUMN

Senin, 21 September 2020 - 14:31 | 105.08k
Belasan penyuplai sengon dan petani melakukan aksi demo menuntut uang mereka dibayarkan oleh Pabrik triplek Bondowoso Indah Plywood PT Indah Karya. Total hutang Rp 8 miliar lebih (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Belasan penyuplai sengon dan petani melakukan aksi demo menuntut uang mereka dibayarkan oleh Pabrik triplek Bondowoso Indah Plywood PT Indah Karya. Total hutang Rp 8 miliar lebih (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Baru sekitar sebulan beroperasi di tengah pandemi Covid-19. Belasan penyuplai sengon dari berbagai kabupaten/kota, mendemo pabrik triplek BIP (Bondowoso Indah Karya) PT Indah Karya, di Desa Kauman Grujugan, Senin (21/9/2020).

Pabrik di bawah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) itu, didemo lantaran belum bisa melunasi utang ke supplier sebesar Rp 8 miliar lebih, yang menunggak hampir satu tahun.

Demo kali ini merupakan kedua kalinya. Pada Juni 2020 lalu, para penyuplai tersebut melakukan aksi serupa. Namun kali ini massa yang diturunkan lebih. Tak hanya supplier, tapi juga diikuti puluhan petani sengon. 

Dalam aksi tersebut, sejumlah banner yang bertuliskan kritik dibentangkan. 'Indah Karya Tak Seindah Namanya'. 'Jangan janji-janji, tapi buktikan dengan bayar uang kami', dan sebagainya.

Kordinator aksi demo, Nanang Sampurno mengatakan, bahwa kedatangan mereka ke Pabrik BIP, tak lain untuk menagih utang, yang nilainya mencapai Rp 8 miliar lebih.

"Dari jumlah tersebut, pihak perusahaan menjanjikan bahwa bulan Agustus kemarin, akan dicairkan sebesar 30 persen. Tapi sampai hari ini belum ada pencairan," paparnya.

Padahal kalau merujuk pada kontrak, setiap dua minggu atau 15 hari. Pabrik akan membayar uang pemasokan sengon. "Tapi sudah hampir satu tahun tak dibayarkan," imbuhnya.

Penyuplai asal sragen itu memaparkan, bahwa Sengon yang sudah diproses jadi triplek habis terjual, namun penyuplai kayu tak dibayar. "Pabrik juga ada kemauan untuk mengasih kompensasi. Tapi itu hanya janji-janji," imbuhnya.

Sementara itu, Asisten Direktur PT Indah Karya, Guskaryadi Arief mengatakan, pihak pabrik sudah sering berkomunikasi ke penyuplai dan mengakui bahwa pihak pabrik masih punya utang.

"Cuma karena kondisi ekonomi saat ini. Kan tahu sendiri, nasional saja minus. Yang rencana kita (pembayaran), jadinya mundur," katanya.

Pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf dan meminta penyuplai bersabar dan memberikan pengertian. "Mereka tak mau tahu, pokoknya harus bayar sekarang," imbuhnya.

Namun demikian kata dia, pihaknya juga sudah memberikan skenario. Bahwa pabrik melakukan skema pembayaran, dimana jika uang modal hasil meminjam ke bank. Maka pabrik siap membayar bunganya. "Bukan kompensasi ya, tapi membayar lebih lah. Tapi tidak bisa sekarang," imbuhnya.

Sebelumnya total tanggungan Rp 9 miliar lebih. Namun sudah terbayarkan Rp sekitar 1,6 miliar. Sehingga sisa sekitar Rp 8 miliar. "Dari 11 supplier itu, sudah ada satu yang kita lunasi," imbuhnya. 

Informasi dihimpun, penyuplai tersebut datang dari berbagai kabupaten/kota. Mulai Banyuwangi, Sragen, Jember, Bondowoso, Blitar, Lumajang bahkan dari Sulawesi.

Sejumlah penyuplai sengon dan peserta aksi sempat memaksa untuk merangsek masuk, ke dalam pabrik triplek Bondowoso Indah Plywood PT Indah Karya. Namun tak jadi, karena dijaga aparat kepolisian. Kemudian setelah itu,  pihak perusahaan menemui mereka.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Bondowoso

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES