Peristiwa Nasional

Berkat Program SP3T Kementan RI, Petani Pati Diuntungkan

Senin, 21 September 2020 - 14:26 | 32.49k
Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten Pati Purwanto. (FOTO: Kementan RI)
Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten Pati Purwanto. (FOTO: Kementan RI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan RI) tidak hanya sebatas meningkatkan produksi pangan khususnya padi, namun juga hingga menjamin agar harga jual yang diperoleh petani pada posisi tinggi agar menikmati keuntungan. Oleh karena itu, penanganan pascapanen yang baik harus dengan sistem pengelolaan yang terstruktur, salah satunya melalui pembentukan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T). 

Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) lahir atas dasar keprihatinan. Karena  selama ini petani padi banyak yang tidak menikmati hasil panennya secara maksimal karena banyak dijual dalam bentuk gabah kering panen. Untuk itu Kementerian Pertanian berikan bantuan alsintan seperti combine harvester, vertical dryer, RMU, dan mesin packing.

Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten Pati, Purwanto, petani  di  Desa Kepuhkencono Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati mendapat bantuan SP3T komplit . Mulai dari alat tanam, alat panen sampai alat pasca panen.

“Para petani yang tergabung di Gabungan Kelompok Tani Fortuna, telah bisa melayani permintaan beras seperti apa saja karena alat sudah tersedia dari Kementan,” ucap Purwanto pada saat Tim Humas Direktorat  Jenderal Tanaman Pangan berkunjung ke tempat SP3T Gapoktan Fortuna Desa Kepuhkencono Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.

Zamzuri Ketua Gapoktan Fortuna mengatakan, terbantu dengan bantuan SP3T dari Kementerian Pertanian ini. “Setelah mendapat bantuan ini efektifitas pengelolaan lebih cepat. Yang biasanya petani membutuhkan waktu yang lama untuk pengolahan “ jelasnya. 

Zamzuri menceritakan, untuk harga sebelum punya alat ini harga perkilonya Rp 7500   sekarang menjadi Rp 8400 per kilo nya. Dan untuk satu hari bisa menghasilkan 5 ton dan hanya membutuhkan satu orang tenaga kerja saja.

“Untuk biaya penggilingan sampai menjadi beras dalam kemasan yaitu Rp 300  untuk petani yang datang dari daerah lain. Tapi untuk daerah sini hanya Rp 250  perkilonya,“ ucap Zamzuri. 

Dengan adanya alat ini Kelompok Tani  dan masyarakat sekitar daerah sini bisa terbantu harga jualnya.

Zamzuri berharap untuk kedepannya agar bisa dibantu untuk pemasarannya. “Selama ini kami hanya konvensional saja. Kami berharap bisa bekerja  sama dengan dengan Bulog mengingat Kebupaten Pati merupakan salah satu sentra padi di Pulau Jawa," harapnya.

Zamzuri juga berharap agar program ini mudah-mudahan bisa berlanjut dan dikembangkan di daerah daerah yang lainnya karena dengan adanya alat ini petani sangat diuntungkan.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan RI, Suwandi berharap  melalui bantuan tersebut tidak mengalami lagi gabah yang rusak ketika musim hujan karena tidak ada mesin pengering atau harga jatuh karena panen raya. 

Bahkan, dengan adanya paket sarana ini lembaga tani bisa memproduksi beras kemasan dengan label yang khas. " Ini sesuai dengan arahan Mentan RI Syahrul Yasin Limpo bahwa jajaran Kementerian  Pertanian harus siap dan hadir untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta penduduk Indonesia." tandas Suwandi, Dirjen Tanaman Pangan, Kementan RI(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES