Peneliti PUSaKO Universitas Andalas: Sebaiknya Pilkada Serentak 2020 Ditunda
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Peneliti Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas Charles Simabura setuju pelaksaan Pilkada Serentak 2020 ditunda.
"Setuju. Supaya konsentrasi kita enggak terpecah. Setidaknya untuk daerah yang terkategori masuk zona merah dan oranye. Kalaupun lanjut hanya daerah hijau," ujar Charles Simabura kepada wartawan, Minggu (20/9/2020).
Namun demikian, Charles berpandangan, penundaan Pilkada di 270 daerah justru lebih baik. Tujuannya, agar zona hijau tidak menjadi oranye atau merah karena Pilkada ini.
"Tunda sampai dengan vaksin ditemukan dan bisa disebar. Ini juga yang kemudian dijanjikan pemerintah. Menuju Desember cukup panjang waktu kita dan trennya bakal tambah terus," ucapnya.
"Kecuali besok kita sudah mau nyoblos, sebentar lagi kita mau masuk puncak pelaksanaan pilkada yaitu masa kampanye," imbuh Charles.
Ia meminta semua pihak berkaca pada peristiwa sebelumnya, di mana sejumlah pasangan calon kepala daerah saat mendaftar banyak tidak menerapkan protokol kesehatan.
"KPU pun mengizinkan kampanye terbuka," tandas Charles, Peneliti PUSaKO Universitas Andalas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |