Peristiwa Daerah

Hikayat Bedug Bolong Indramayu, Sekali Tabuh Suaranya Sampai Cirebon

Minggu, 20 September 2020 - 17:31 | 114.66k
Bedug Bolong di Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Bedug Bolong di Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Suasana di Masjid Jami Sabilul Huda di Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, siang itu tampak teduh. Namun, di balik keteduhan tersebut, ada salah satu benda bersejarah yang sempat membuat suasana masjid tersebut dilanda kepanikan, yakni bedug tua yang berlubang atau sering disebut Bedug Bolong

Jika dilihat dari jauh, bedug tersebut tampak biasa saja. Bedug berukuran diameter sekitar 1 meter dan panjang 1,3 meter tersebut, terletak di dekat tempat wudhu masjid, yang digantung dengan tali yang tersambung di langit-langit.

Di atas bedug tersebut terdapat sebuah kain penutup, yang berfungsi sebagai pencegah bedug tersebut berdebu.

Namun jika terlihat dari dekat, barulah diketahui jika bedug ini terlihat sudah sangat rapuh. Di kedua sisi bagian permukaannya, terdapat lubang di tengah-tengahnya.

Di permukaan kulit hewan tersebut, masih ada beberapa bulu yang belum tuntas disikat. Uniknya, bagian bawah bedug ada area yang terlihat mengkilat.

Sedangkan dibagian sampingnya juga terlihat ada bagian kayu yang sudah mengeropos.

Tidak diketahui dengan pasti sejak kapan masjid ini dibuat. Namun, apabila menyesuaikan tahun yang tertulis menggunakan bahasa Arab yang berada di masjid setempat, diperkirakan bedug itu dibuat pada 1112 Hijriah atau sekitar tahun 1692 Masehi.

Oleh masyarakat sekitar, bedug tersebut diyakini sebagai bedug tertua di Indramayu, yang masih ada sampai sekarang.

Apalagi, ada kisah unik di balik bedug bersejarah ini, salah satunya adalah permukaan kulitnya yang bolong. Bahkan konon katanya, dulu ketika bedug ini ditabuh, suaranya bisa terdengar hingga ke Cirebon.

Menurut salah satu pengurus masjid, Abdul Hamid (49), ada kisah yang diceritakan secara turun temurun mengenai lubang di masjid ini. Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, bedug ini dibuat oleh Sunan Welang yang merupakan Murid dari Syekh Quro dengan menggunakan kayu sidaguri.

Karena konon suaranya yang terdengar hingga ke Cirebon, membuat salah satu pangeran dari Cirebon pada saat itu mengutus utusannya ke Desa Benda untuk meminjam bedug tersebut selama satu atau dua hari jika diperbolehkan.

"Salah seorang pangeran dari Cirebon, mengirim utusan untuk meminjam bedug ini," katanya kepada TIMES Indonesia, Minggu (20/9/2020).

Hamid melanjutkan, mengetahui hal tersebut, warga Desa Benda pun menolak dengan halus permintaan tersebut. Alasannya, mereka enggan meminjamkan bedug karena bedug tersebut kondisinya bolong. Tentu saja bedug bolong ini hanya akal-akalan masyarakat saja agar bedug tersebut tidak jadi dipinjam.

"Sebenarnya bedugnya tidak bolong, cuma siasat masyarakat saja supaya tidak dipinjam," tuturnya.

Sehari setelah kedatangan utusan dari Cirebon tersebut, masyarakat dikejutkan dengan kondisi kulit bedug yang tiba-tiba bolong. Mereka pun tidak mengetahui mengapa bedug tersebut bisa bolong. Hal tersebut jelas membuat masyarakat bertanya-tanya, dan mencoba menghubung-hubungkan dengan kedatangan utusan dari Cirebon tersebut.

Akhirnya, masyarakat pun mengganti kulit bedug tersebut dengan yang baru. Namun anehnya, kulit baru bedug tersebut perlahan-lahan menjadi bolong lagi. Hal tersebut sudah terjadi berkali-kali.

Hingga akhirnya, bedug tua tersebut pun diganti dengan yang baru dan berukuran lebih besar. Bedug besar tersebut masih dipakai hingga sekarang. Sedangkan bedug yang lama tetap dibiarkan saja digantung.

"Saya sengaja melapisi dengan kain supaya tidak kena debu," tuturnya.

Karena kisah tersebut, lanjutnya, banyak orang yang percaya jika bedug tersebut mempunyai khasiat. Terkadang, ada orang yang datang kemudian mengerik bagian bawah bedug. Tujuannya karena hasil kerikan tersebut dipercaya bisa mengandung obat.

Karena itulah, bagian bawah bedug terlihat mengkilat karena hasil kerikan. Hamid pun tak bisa apa-apa jika ada orang yang melakukan hal tersebut.

Sampai saat ini, Bedug Bolong ini selalu dipajang di masjid, berdampingan dengan bedug baru yang berukuran lebih besar. Bedug ini pun menjelma menjadi ikon Masjid Jami Sabilul Huda. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES