Ekonomi

Potensi Bisnis Umbi Iles-Iles, Tanaman Hutan yang Masuk Pasar Ekspor

Minggu, 20 September 2020 - 14:30 | 554.29k
Proses pengelolaan umbi iles-iles milik pak Didit di Dusun Klagen, Desa Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. (Foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Proses pengelolaan umbi iles-iles milik pak Didit di Dusun Klagen, Desa Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. (Foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Iles-iles adalah sejenis porang yang merupakan jenis talas-talasan atau tanaman umbi yang bisa tumbuh di wilayah tropis dan sub tropis. Di Indonesia, umbi iles-iles ini tumbuh secara liar di hutan karena masih jarang dikenal, sehingga tidak ada upaya budidaya.

Tanaman umbi iles-iles mengandung glukomannan atau biasa disebut Konjac Glucomannan yang berbentuk tepung. Kandungan tepung ini bisa diolah menjadi berbagai macam hal dan berperan sebagai bahan pengganti. Kandungan karbohidrat yang terdapat di umbi iles-iles mencapai lebih dari 80%, menjadikan karbohidrat komponen terpenting di dalam tanaman ini.

umbi-iles-iles-2.jpg

Didit Edi Prastyo (40) warga Dusun Klagen, Desa Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang mengaku sudah menggeluti usaha sebagai pengepul tanaman umbi ini sejak satu tahun yang lalu. Menurutnya bisnis ini sangat menjanjikan mengingat Jombang masih jarang yang bergelut dibisnis ini.

"Sudah satu tahun lalu, menurut saya ini bisnis yang menjanjikan dimasa yang akan datang mengingat Jombang masih jarang yang bergelut bisnis dibidang ini," ungkap Didit kepada TIMES Indonesia ketika ditemui saat mengawasi pekerjanya, Minggu (20/9/2020).

Cara pengolahan umbi iles-iles pun cukup mudah, yakni dengan cara dipotong tipis-tipis kemudian dijemur sampai kering di panas matahari.

"Dipotong tipis-tipis kemudian dijemur di bawah terik matahari sampai kering," jelasnya.

Harga umbi iles-iles ini lumayan mahal yakni 1 kg umbi iles-iles kering bisa mencapai 11-14 ribu. Umbi ini akan di ekspor ke luar negeri.

"Harganya 11-14 ribu perkilonya, untuk pengelolaannya saya juga belum paham dibuat apa. Kami hanya mengepul kemudian nanti di ekspor. Denger-denger dibuat obat-obatan. Kalau di Indonesia sendiri kayaknya belum ada yang memproduksi dan mengelolanya," bebernya.

umbi-iles-iles-3.jpg

Didit menambahkan, ia memperoleh umbi ini dari petani yang mencari di hutan-hutan karena tumbuhan ini tumbuh di hutan liar dan sementara belum ada yang membudidayakan tanaman ini karena belum tau caranya. Beda dengan umbi porang yang sudah banyak dibudidayakan oleh petani.

"Dari petani yang didapat dari hutan dari berbagai daerah seperti Madiun, Magetan, Ngawi, Ngajuk dan Jombang. Kalau di Jombang di daerah Ploso," katanya.

Lanjut Didit, saat ini ia juga tengah mencari cara untuk membudidayakan tanaman ini agar tidak punah.

"Kami bersama rekan-rekan tengah mencari cara dan mencoba membudidayakan tanaman ini. Jika terus-terusan petani mencari dihutan tanpa dibudidayakan pastinya akan habis juga," pungkasnya.

Didit menyakini dikemudian hari bisnis umbi iles-iles akan melejit seperti halnya bisnis umbi porang sebelumnya sudah banyak dicari orang dan bisa dibudidayakan. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES