Pendidikan

Wacana Penghapusan Mapel Sejarah, PDI Perjuangan: Mendikbud Jangan Kedepankan Pragmatisme Pendidikan

Minggu, 20 September 2020 - 14:15 | 49.84k
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (FOTO: Hasbullah/TIMES Indonesia)
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (FOTO: Hasbullah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan partainya monolak keras berbagai bentuk pragmatisme pendidikan, termasuk menghilangkan mata pelajaran Sejarah dari Kurikulum SMA dan SMK. 

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menghilangkan mata pelajaran sejarah. Rencana tersebut didapat dari keinginan Kemendikbud untuk evaluasi kembali terkait kurikulum 2013 dan membentuk kurikulum baru yang rencananya akan rilis pada Maret 2021.

Kabarnya, materi Sejarah akan digabung dalam mata pelajaran IPS bagi SMA kelas X. Sedangkan mapel Sejarah akan dikhususkan bagi peminatan IPS, dan untuk SMK mapel sejarah akan dihapuskan.

"Mendikbud Nadiem Makarim tidak paham bagaimana api perjuangan kemerdekaan bangsa lahir atas pemahaman sejarah, dan kemudian memunculkan kesadaran kritis untuk melawan penjajahan, melawan kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme," ujar Hasto, Minggu (20/9/2020).

Ditegaskan Hasto, sejarah itu terang peradaban suatu bangsa. Sejarah mempertemukan masa lalu, mengambil nilai, cita-cita dan akar kebudayaan suatu bangsa dari masa lalu, dirangkai dengan kondisi saat ini, dan terciptalah cita-cita masa depan sebagai satu benang merah sejarah peradaban bangsa. 

"Bung Karno dalam pembuangan di NTT dan Bengkulu, paling gemar mengajar sejarah. Sejarah yang membangun cita-cita kemerdekaan, sejarah yang mengangkat akar nusantara sebagai bangsa besar yang mewarnai peradaban dunia," ucapnya.

PDI Perjuangan, lanjut Hasto, sangat menyesalkan Mendikbud Nadiem Nakarim memiliki kesadaran yang rendah tentang makna sejarah tersebut. 

"Kalau kita berkunjung ke Museum, seluruh kader PDI Perjuangan diajarkan suatu pesan. Anda boleh meninggalkan gedung museum sejarah, tetapi jangan pernah meninggalkan sejarah. Suatu bangsa akan kehilangan masa depan apabila meninggalkan sejarah," sebut Hasto.

PDI Perjuangan meminta kepada Mendikbud untuk melihat pendidikan dalam pengertian luas, yakni pendidikan yang meletakkan dasar budi pekerti, pendidikan karakter bangsa, sebagai dasar dari kemajuan, dan dengannya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berjalan beriringan sesuai sejarah dan kebudayaan bangsa. 

“Belajarlah dari para pendiri bangsa. Belajar ilmu pengetahuan dan teknologi dari Barat dan berbagai belahan dunia lainnya, namun membumikan setiap pengetahuan pada akar sejarah dan kebudayaan bangsa," tandas Sekjen PDI Perjuangan yang menolak berbagai bentuk pragmatisme pendidikan, termasuk menghilangkan mata pelajaran Sejarah dari Kurikulum SMA dan SMK. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES