Ekonomi

Dongkrak Penjualan Saat Pandemi, Pengrajin Batik Ki Ronggo Manfaatkan Medsos Marketing

Minggu, 20 September 2020 - 12:34 | 42.85k
Sejumlah karyawan Batik Ki Ronggo Bondwoso tetap produktif meski di tengah pandemi Covid-19 (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).
Sejumlah karyawan Batik Ki Ronggo Bondwoso tetap produktif meski di tengah pandemi Covid-19 (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Meski dampak pandemi Covid-1 9 mampu merontokkan  banyak usaha mikro dan kecil menengah (UMKM). namun tidak bagi owner brand Batik Ki Ronggo Cicilia Eka Putri, pengrajin batik khas Bondwoso Jawa Timur.

Di tengah pandemi Covid-19, owner brand Batik Ki Ronggo tersebut, tetap produktif dan untuk penjualannya memaksimalkan Medsos Marketing, atau penjualan melalui media sosial.

Menurut Cicilia, media sosial yang dimanfaatkan untuk mendongkrak penjualan, diantaranya Facebook dan Instagram. 

"Pemasaran lewat medsos membuat Batik Ki Ronggo makin dikenal luas. Pelanggannya saat ini sudah tersebar di berbagai daerah," katanya saat dikonfirmasi.

Pertama produksi, penjualannya hanya seputar Bondwoso. Tetapi kini pelanggannya sudah sampai Palembang, Pekanbaru, Banjarmasin dan Makassar.

Saat ini kata dia, produk yang paling laris yakni masker batik, dan dibanderol Rp 20.000. Bahkan dalam sebulan, masker batik bisa terjual 10 lusin. "Namun untuk jas dan gaun batik juga tak kalah laris. Tiap bulan terjual 10 pcs," imbuhnya.

Batik Ki Ronggo, lanjut dia, juga memproduksi batik jenis cap dan tulis, dan dipadukan dengan teknik melukis. Harganya cukup variatif. Untuk batik cap dijual mulai Rp 120.000. Sementara batik tulis dihargai Rp 250.000.

Menurutnya, Batik Kironggo dibangun oleh Cecilia dengan jerih payah. Modal awal hanya Rp 500.000. Karena modal membangun bisnis tak banyak, ia terpaksa berutang. Namun dari ketekunanannya, ia mendapatkan omzet Rp 50 juta.

Menurutnya, motif batik yang ia buat, tetap mengedepankan kearifan lokal. Yakni dengan motif kopi, daun singkong, Singo Ulung dan blue fire sebagai icon waisata geologi Bondowoso.

"Saat ini ini saya sedang mengembangkan konsep batik baru. Konsep baru itu ia sebut dengan batik lorengen. Namun tetap tak mengubah ciri khas batik Bondowoso," tegasnya.

Dalam memproduksi Batik Ki Ronggo, ia dibantu oleh 10 karyawan. Meski Pandemi Covid-19, usaha yang ditekuninya tetap produktif. Tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES