Gaya Hidup

Melacak Makam Lauw Piango, Sang Arsitek Masjid Jami' Sumenep

Jumat, 18 September 2020 - 17:07 | 217.80k
Ibnu Hajar, sastrawan dan budayawan Sumenep saat menunjukkan kuburan China yang diyakini sebagai Kuburan Lauw Piango, sang arsitek Masjid Jami' Sumenep. (FOTO: Ach. Qusyairi Nurullah/TIMES Indonesia)
Ibnu Hajar, sastrawan dan budayawan Sumenep saat menunjukkan kuburan China yang diyakini sebagai Kuburan Lauw Piango, sang arsitek Masjid Jami' Sumenep. (FOTO: Ach. Qusyairi Nurullah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Sejarah mencatat, skema bangunan Masjid Jami' Sumenep dibuat oleh orang China. Ya, orang yang ditunjuk itu, bernama Lauw Piango.

Dalam catatan sejarah, Lauw Piango ditunjuk oleh Panembahan Somala sekitar tahun 1779. Penunjukan Lauw sebagai arsitek dinilai oleh sang Adipati Sumenep memiliki kemampuan di bidang arsitektur. Karena itulah, Lauw jadi satu-satunya orang kala itu yang mendapat kepercayaan untuk merancang tempat ibadah umat Islam.

Lauw Piango 2

Budayawan Sumenep Ibnu Hajar menuturkan, pada tahun 2019 lalu, ia bersama kawannya, Agni Malagina, penah melacak jejak peristirahatan terakhir sang arsitek Masjid Jami' itu.

"Dari sekian banyak kuburan China di Sumenep, yang ada di Dungkek, Lenteng,  dan lainnya, yang diyakini kuburan Lauw Piango adalah kuburan yang ada di pemakaman China Desa Pangaranagan, Kecamatan Kota," terang Ibnu, Jum'at (18/9/2020).

Keyakinan itu muncul setelah ia dan kawannya menelusuri kuburan China se Sumenep. Di kawasan kuburan China Di Pangarangan itulah ia menemukan satu kuburan bertuliskan China dan tahun peninggalannya yang masih semasa dengan pembangunan Masjid Jami'.

"Pada batu Nisan yang bertuliskan China itu, di situ tertera bahwa Lauw meninggal pada tahun 1785. Nah, pembangunan Masjid Jami' dirancang pada tahun 1779 dan baru selesai 1787," kata Ibnu, sambil menunjuk pada kuburan China bercat putih yang ada di depannya.

Bukti kongkrit lainnya, kata Ibnu, pada tulisan China yang tertera di batu Nisan tersebut orang yang meninggal bernama Liu Yu San, dalam bahasa Hokkian disebut Lauw Giok San. Dugaan ini diperkuat lagi dengan pernyataan juru kunci makam bahwa kuburan tersebut memang sang arsitek Masjid Jami' yang berdiri megah di tengah Kota Sumenep.

"Bisa jadi, Lauw Piango berubah nama setelah pindah ke Sumenep dari Jakarta, yang waktu itu dikenal dengan sebutan Batavia. Kebiasaan orang China memang berubah nama ketika berpindah tempat," tutur Ibnu kepada TIMES Indonesia.

Pantauan TIMES Indonesia, di pemakaman China Pangarangan, satu-satunya nisan yang menggunakan tulisan China hanya kuburan Lauw. Belasan makam lain di wilayah itu bertuliskan aksara Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa nisan warna putih dengan tulisan China memang kuburan tertua dari kuburan yang lainnya.

Namun begitu, untuk menambah keyakinan sejarah, perlu penelitian secara arkeologis agar analisis yang didapat dari batu nisan bisa membuktikan bahwa kuburan itu benar kuburan Lauw Piango sang Arsitek Masjid Jami' Sumenep.

Terakhir, Ibnu berharap, informasi ini perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah melalui penelitian lanjutan.

Bila benar makam itu adalah makam Lauw Piango, sudah selayaknya pemerintah merawat makam tersebut sebagai peninggalan sejarah dan penghargaan atas jasanya yang besar dalam pembangunan Masjid Jami' Sumenep. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES