Peristiwa Daerah

Penyaluran BPNT di Banyuwangi Hanya Lewat Agen Batara Bank BTN, Agen Lain Gigit Jari

Jumat, 18 September 2020 - 15:55 | 201.93k
Kelompok Bersama KPM BPNT di Banyuwangi sedang melakukan penyaluran bantuan. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Kelompok Bersama KPM BPNT di Banyuwangi sedang melakukan penyaluran bantuan. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Nahas nasib ratusan agen Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Banyuwangi. Dengan diberlakukan penyaluran hanya melalui agen Batara BTN (Bank Tabungan Negara), kini mereka hanya bisa gigit jari.

Bahkan nasib para pelaku usaha kecil tersebut terancam gulung tikar.

Seperti yang dialami Edi Hermanto, warga Dusun Krajan, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru. Pemilik agen yang mendampingi Kelompok Bersama Agen 86 ini mengaku terancam bangkrut. Karena pada penyaluran BPNT bulan September 2020 ini dia sudah order 25 ton beras lebih, ribuan kilo daging dan ribuan telur ayam.

Sembako dengan nilai ratusan juta tersebut adalah pesanan 2.300 an Keluarga Penerima Manfaat (KPM) asal Kecamatan Kalibaru yang tergabung dalam Kelompok Bersama Agen 86. Sementara mesin Electronic Data Capture (EDC) Bank BNI miliknya kini sudah tidak bisa digunakan untuk pencairan bantuan.

“Jika beras, daging dan telur yang sudah terlanjur dipesan oleh KPM kami tidak bisa disalurkan, ya saya bakal bangkrut,” katanya, Jumat (18/9/2020).

Disebutkan, sembako tersebut diorder KPM BPNT pada tanggal 10 September 2020. Dan pada tanggal 11 September 2020 Bank BTN menerbitkan surat No 542/S/BWI.III/BCFU/IX/2020, yang menyebutkan bahwa mulai bulan September 2020 dan seterusnya penyaluran BPNT hanya bisa dilakukan melalui E Wallet dan mesin EDC Bank BTN.

Di sisi lain, KPM BPNT dibawah naungan Kelompok Bersama Agen 86 berharap agar penyaluran bantuan tetap bisa dilakukan melalui kelompok yang telah dibentuk. Karena disitu mereka bisa leluasa menentukan komposisi sembako bantuan sesuai dengan kebutuhan.

“Penyaluran lewat kelompok kualitas sembako bantuan selalu lebih bagus dan jumlahnya lebih banyak. Komponen bantuan pun kami yang menentukan,” ungkap salah satu KPM.

Ketua Asosiasi Rumah Pangan Kita (RPK) Banyuwangi, Sidiq, berharap agar seluruh agen BPNT yang ada di Banyuwangi, bisa kembali diberdayakan. Baik dengan mengaktifkan kembali agen Bank BNI, Mandiri dan BRI. Atau dengan menambah jumlah mesin EDC Bank BTN sesuai dengan jumlah agen yang selama ini melayani KPM BPNT.

“Yang kami sayangkan, saat ini agen yang ditunjuk oleh Bank BTN, banyak yang hanya rumah hunian, bukan toko atau warung yang memang sebuah usaha kecil,” katanya.

Rencananya, demi memperjuangkan nasib serta menegakan aturan yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Sosial (Permensos) No 20 Tahun 2019 tentang Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai, para agen KPM BPNT di Banyuwangi, akan mengajukan hearing.

Dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, mengaku akan memperjuangkan hak Wong Cilik penerima bantuan atau KPM BPNT. Termasuk nasib para agen yang selama ini menjadi penyalur bantuan.

“Semakin banyak agen, maka perekonomian masyarakat akan tumbuh. Persaingan usaha secara sehat yang berimbas pada peningkatan kualitas bantuan BPNT juga akan terbentuk, jadi tidak akan bisa dimonopoli oleh pihak mana pun,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES