Peristiwa Nasional Bencana Nasional Covid-19

Pakar Ekonomi Guangxi University For Nationalities: Keselamatan Lebih Utama dari Pada Ekonomi

Kamis, 17 September 2020 - 13:28 | 93.28k
Ekonomi Nasional saat pandemi Covid-19. (FOTO: Ekonomi Bisnis)
Ekonomi Nasional saat pandemi Covid-19. (FOTO: Ekonomi Bisnis)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, JAKARTAPakar Ekonomi Guangxi University for Nationalities, Prof Roy Darmawan mengatakan, keselamatan nyawa manusia adalah lebih utama dari pada ekonomi. Oleh karenanya, kebijakan-kebijakan pemerintah pada pandemi Covid-19 ini haruslah tetap mengedepankan kepentingan utama tersebut.

"Meskipun tetap dalam koridor pemerintah perlu melakukan intervensi agar perlambatan ekonomi tidak terlalu parah. Penguatan entrepreneurial mindset berperan penting untuk menjaga kekuatan psikologis masyarakat untuk mencari cara pertahanan ekonomi," katanya kepada TIMES Indonesia, Kamis (17/9/2020).

Menurut Prof Roy, salah satu cara yang paling logis saat pandemi ini untuk menopong ekonomi adalah melakukan aktivitas ekonomi baru, yaitu secara digital. Selain itu stimulus berupa bantuan dari pemerintah akan berperan menggerakan roda ekonomi agar ancaman bahaya resesi yang ditakuti ini tidaklah terjadi. Apa lagi saat ini, Pemrov DKI Jakarta memutuskan kembali PSBB. Dimana secara otomatis, akan mempengaruhi ekonomi secara nasional. Menyusul, kontribusi ekonomi Ibu Kota adalah cukup besar.

"Namun dilema ini kita hadapi sebagai bangsa, karena sampai dengan dilakukannya vaksinasi yang sangat akurat untuk mencegah Covid-19, berarti situasi tidak aman untuk kesehatan maupun keselamatan dalam melakukan aktivitas ekonomi maupun non ekonomi di luar rumah," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto juga mengatakan penerapan PSBB DKI Jkarta ke dua ini secara otomatis bakal memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hal itu dikarenakan, pertumbuhan ekonomi dari ibu kota cukup berkontribusi besar ke perekonomian Indonesia secara nasional.

"PDB DKI besar sekali, sekitar 17 persen-18 persen sharenya kepada nasional," katanya saat agenda konferensi pers virtual, Rabu (16/9/2020) kemarin.

Namun, BPS belum bisa memberi proyeksi seberapa besar pengaruh tersebut. Yang jelas, melihat PSBB ke dua kali ini, pengaruh terhadap ekonomi hanya bersifat menekan saja. Itu dikarenakan, PSBB yang kali ini tidak seket PSBB pertama di DKI Jakarta. "Kalau kita lihat sebetulnya PSBB-nya bukan PSBB total," ujar Pakar Ekonomi Guangxi University for Nationalities, Prof Roy Darmawan. . (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES