Indonesia Positif Universitas Islam Malang

Perkuat Silaturahmi, Kementerian Luar Negeri BEM Unisma Malang Gelar Sambung Rasa dengan Gus Dhofir

Kamis, 17 September 2020 - 08:47 | 66.23k
Sambung Rasa BEM Unisma Malang bersama Ach Dhofir Zuhry (memakai baju putih) di Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Kepanjen. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Sambung Rasa BEM Unisma Malang bersama Ach Dhofir Zuhry (memakai baju putih) di Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Kepanjen. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Kementerian Luar Negeri BEM Unisma Malang menjalin silaturahmi dalam kegiatan Sambung Rasa bersama Ach Dhofir Zuhry. Kegiatan Sambung Rasa kali ini bertempat di Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Kepanjen, Malang pesantren asuhannya Gus Dhofir, Selasa (1/9/2020) .

Kegiatan Sambung Rasa diawali dengan ngaji bersama. Dilanjut dengan ngobrol santai yang membahas mengenai keadaan literasi di lingkungan Mahasiswa. Ach Dhofir Zuhry mengkhawatirkan perkembangan gaya hidup Mahasiswa hari ini yang cenderung hedonisme. Ditambah dengan kegiatan literasi yang mulai menurun serta kajian diskusi yang juga ikut menurun. Bisa dilihat dari jumlah partisipasi Mahasiswa, baik dari BEM, OMEK, atau organisasi-organisasi lainnya.

“Saran saya untuk dibangkitkan lagi literasi di kalangan Mahasiswa. Paling tidak membaca itu dijadikan habit dilingkungan mahasiswa. Dibangkitkan lagi,” tambahnya yang kerap dipanggil Gus Dhofir itu.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Lanjut, ia menjelaskan gambaran kondisi sekarang yang diterpa krisis literasi. Dimana minat baca pelajar di Indonesia sangat mengkhawatirkan dan kalah dengan negara tetangga. Serta cara atau metode pembelajaran di Indonesia perlu dikaji ulang. Kemudian, Beliau memberikan analogi belajar 12 tahun bahasa inggris kalah dengan intensif 3-6 bulan di Kampung Inggris Pare Kediri. 

Gus Dhofir juga mengkritisi mengenai Mahasiswa saat ini yang terbawa globalisasi dengan adanya penjajahan melalui gawai serta fasilitas perkotaan yang membuat sebagian pelajar terperdaya. Selain itu, Beliau pula mengkritisi organisasi Mahasiswa yang cenderung fokus pada masalah politik dan menyampingkan masalah keagamaan.

“Aliran yang dianggap menyimpang oleh negara, lambat laun telah menguasai keagamaan di sebagian perguruan tinggi,” terangnya.

Dalam Sambung Rasa tersebut, Beliau berpesan supaya BEM Unisma Malang untuk mulai menata kembali keseimbangan antara permasalahan yang paling fundamental untuk di prioritaskan. “Perlahan namun militan dan perlu sosok mentor yang betul-betul paham serta totalitas mengenai perkembangan bagi penerus bangsa khususnya di ruang lingkup pendidikan,” jelasnya. 

Ahmad Faruuq, Presiden Mahasiwa Kabinet Utkarsa menjelaskan tujuan dari kegiatan Sambung Rasa ini adalah untuk mendapatkan petuah atau arahan. Selain itu dalam rangka untuk mengundang Gus Dhofir dalam berbagai acara yang akan datang.

“Jadi kami lakukan sambung rasa ini dalam rangka mencari ilmu dan petuah dari tokoh yang kami kunjungi untuk merawat semangat kami. Selain itu juga bermaksud mengundang beliau dalam acara bedah buku Islam dan Kemerdekaan Beragama karya Kyai Usman Mansur salah satu pendiri Unisma Malang,” terangnya. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Pewarta: Zahwa, Biro Jurnalistik Kementerian Komunikasi dan Informasi BEM Unisma Malang

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES