Peristiwa Daerah

SK Kemenkumham Sahkan Kepengurusan Arjuna-Dendy di DPP GMNI

Rabu, 16 September 2020 - 20:24 | 87.41k
Tasyakuran sekretariat baru DPP GMNI di Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Rabu (16/9/2020). (Foto: Dok. GMNI)
Tasyakuran sekretariat baru DPP GMNI di Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Rabu (16/9/2020). (Foto: Dok. GMNI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kabar burung tentang adanya dualisme kepengurusan DPP GMNI telah berakhir pasca penerbitan Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-0000510.AH.01.08.TAHUN 2020.

Dalam SK tersebut, DPP GMNI resmi tercatat berada di bawah kepengurusan Arjuna Putra Aldino sebagai Ketua Umum dan M Ageng Dendy Setiawan sebagai Sekretaris Jenderal.

Tasyakuran GMNI 2

Arjuna-Dendy dipilih oleh mayoritas cabang. Total sebanyak 81 cabang definitif, 4 dewan pimpinan daerah definitif, 6 cabang caretaker dan 4 dewan pimpinan daerah caretaker di Kongres XXI GMNI di Ambon.

Arjuna-Dendy terpilih setelah forum pemilihan pimpinan sidang sempat mengalami unsur keributan dan aksi pemukulan pada peserta sidang.

Kekacauan tersebut akhirnya membuat Ketua Umum DPP GMNI 2017-2019 Robaytullah Kusuma Jaya, menggunakan hak prerogratifnya.

Seperti yang tercantum dalam ART GMNI Pasal 9 Ayat 6 untuk memindahkan tempat kongres di Hotel Amaris, Ambon, setelah sejumlah peserta kongres tidak bisa melakukan sidang dengan demokratis, karena diintimidasi oleh sejumlah oknum orang yang disinyalir bukan anggota GMNI.

“Alhamdulilah SK Kemenkumham telah terbit. SK Kemenkumham ini bersifat final dan mengikat. Walau SK ini bukan tolak ukur perjuangan. Namun semoga dengan SK ini kami bisa melakukan kerja-kerja organisasi dan kaderisasi tanpa hambatan," ujar Arjuna, Rabu (16/9/2020).

Tasyakuran GMNI 3

Selain mengumumkan terbitnya SK Kemenkumham, DPP GMNI juga menyelenggarakan tasyukuran Sekretariat baru di Jalan Tm. Bend. Jatiluhur III No.2, RT.10/RW.2, Bend. Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10210. Sekretariat baru ini diputuskan setelah legalitas kepemilikan Wisma Trisakti tidak memiliki kejelasan.

Untuk menghindari pertikaian dan keributan yang berkepanjangan, maka DPP GMNI memutuskan untuk menempati Sekretariat Rumah Juang Marhaenis sebagai pusat aktivitas organisasi.

"Kami tidak ingin bertikai dan larut dalam keributan. Sehingga kami memutuskan untuk menempati Rumah Juang Marhaenis sebagai pusat kegiatan dan untuk kesekretariatan DPP GMNI. Kami tidak ingin GMNI mengalami kevakuman, maka kami pilih melaksanakan tugas organisasi di rumah juang ini," jelas Dendy lebih lanjut.

Acara deklarasi SK Kemenkumhan dan tasyukuran peresmian Sekretariat tersebut ditutup oleh pidato politik Ketua Umum DPP GMNI 2019-2022.

Pidato Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino bertajuk “Renungan Perjuangan Menyongsong Zaman Baru” di mana DPP GMNI merespon adanya perubahan ekonomi-politik dunia yang dimotori oleh Revolusi Industri 4.0 yang bersifat exponential dan disruptive.

Perubahan yang sedang berlangsung ini menempatkan bangsa-bangsa termasuk bangsa Indonesia berada di persimpangan jalan antara “kesadaran dunia lama” yang existing dan membangun “kesadaran baru” yang sangat berbeda dari yang sebelumnya.

Pandemi global telah memicu perubahan besar-besaran dan sekaligus menjadi katalisator bagi berlangsungnya revolusi industri keempat.

Kesadaran baru ini harus dibangun sedini mungkin tidak sekedar untuk menyambut manfaat dari kehadiran teknologi baru, tetapi yang lebih utama untuk kemaslahatan bangsa Indonesia.

"Karena bagi GMNI, apakah itu revolusi Industri, revolusi teknologi, revolusi digital, yang paling penting yakni berpusat pada manusia Indonesia, nilai-nilai, budaya dan tradisi ke-Indonesia-an sedapat mungkin tetap utuh," terang Arjuna dalam pidato politknya.

DPP GMNI dibawah kepemimpinan Arjuna-Dendy memilih jalan intelectual movement yang mempunyai tugas untuk terus melakukan kegiatan yang dimaksudkan untuk membangun selapisan masyarakat yang sadar politik.

Hal ini dilakukan GMNI ditengah kebuntuan ilmu-ilmu sosial dalam membedah permasalahan untuk mencari dan menemukan solusi jalan keluar.

GMNI harus memilih jalan intelectual movement, tidak ada jalan lain sebagai gerakan mahasiswa dengan mengedepankan kekuatan pengetahuan (the power of knowledge) sebagai sumber daya politik. Artinya GMNI harus menjadi juru pikir dan juru bicara zaman baru. Bukan juru pukul atau tukang gebug," terangnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES