Ekonomi UMKM Tangguh

BUMDes Rejeki Barokah Majukan Desa lewat Pengolahan Sampah

Rabu, 16 September 2020 - 18:45 | 110.97k
Unit-unit usaha sampah Rejeki Barokah yang bisa tidak hanya membersihkan desa, namun juga bisa mendorong berdirinya Café jujugan wisatawan. (Muhammad Dhani Rahman/TIMESINDONESIA)
Unit-unit usaha sampah Rejeki Barokah yang bisa tidak hanya membersihkan desa, namun juga bisa mendorong berdirinya Café jujugan wisatawan. (Muhammad Dhani Rahman/TIMESINDONESIA)
FOKUS

UMKM Tangguh

TIMESINDONESIA, BATU – Tidak mudah membalikkan masalah menjadi solusi kesejahteraan. Namun itu tidak berlaku bagi Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes Rejeki Barokah di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Mereka menjadikan banjir sampah di desanya, justru menjadi sumber pendapatan utama usaha milik desa.

Dua titik sampah sepanjang 100 meter di sudut-sudut desa, menyulut keprihatinan pengurus BUMDes Rejeki Barokah. Bukannya mundur, pengurus justru tertantang menyelesaikan permasalahan sampah di desa mereka dan menjadikan sampah sebagai sumber utama pendapatan usaha desa.

Hal ini mengantarkan BUMDes Rejeki Barokah menjadi satu-satunya BUMDes yang ada di Kota Batu yang penghasilan utamanya berasal dari pengolahan sampah organik dan anorganik.

USaha Sampah Rejeki Barokah a

“Kita prihatin dengan membanjirnya sampah di desa ini, kemudian kita browsing di internet, kita bikin insinerator untuk membakar residu sampah asapnya kita filter dengan air, sehingga asap berkurang hingga 60 persen dan tidak berbau, secara kasat mata asapnya terlihat lebih putih,” ujar Direktur BUMDES Rejeki Barokah, Anditya Fitrawan.

Tiga unit mesin insinerator setiap hari digunakan, bisa menghancurkan ratusan kubik residu sampah yang selama ini tidak bisa dihancurkan dan tidak bisa dimanfaatkan kembali, seperti popok bayi atau sampah yang tidak bisa terurai.

Mesin buatan warga ini bisa menampung residu sampah dari 800 kepala keluarga atau sebanyak 4200 jiwa. Hasil dari pengolahan sampah menggunakan insinerator ini adalah abu yang bisa dijadikan media tanam.

Adit, panggilan akrab Anditya, yang terpenting sebenarnya bukan keberhasilan membuat insinerator tapi keterlibatan warga yang bila diprosentase sebesar 98 persen warga terlibat dalam pengolahan sampah ini.

"Salah satu indikator keterlibatan adalah warga bersedia membayar iuran Rp 10 ribu perbulannya, kami sangat berterima kasih sehingga pengolahan sampah bisa berjalan dengan baik,” ujar Adit. Sukses membangun mesin insinerator, bukan berarti masalah sampah sudah selesai.

Ternyata masih ada sampah organic yang belum tertangani. Sebagian besar warga Desa Sumbergondo adalah petani sayur dan buah. Tak heran juga cukup banyak sampah organic yang harus ditangani. BUMDes Rejeki Barokah akhirnya membuat komposter anaerob.

USaha Sampah Rejeki Barokah b

Dari komposter anerob berukuran besar ini, tidak hanya sampah organic yang tertangani dan tidak menimbulkan bau busuk. Tapi dari komposter anaerob ini BUMDes bisa menghasilkan pupuk cair yang bagus untuk pertanian.

Kekuatan pengolahan sampah semakin besar, saat BUMDes Rejeki Barokah membangun gedung Bank Sampah bersekat. Pola integrasi sampah ini tidak hanya bisa memberikan kesejahteraan untuk warga, karena mulai dari proses pengangkutan sampah dari rumah hingga pengolahan sampah melalui insinerator, komposter anaerob dan bank sampah bisa menghasilkan pendapatan.

“Saat ini di pengolahan sampah saja, kita memiliki 6 orang karyawan yang setiap bulan harus kita gaji. Dimana gajinya setiap bulan paling minim Rp 1,2 juta hingga Rp 2 juta,” ujarnya. Belum lagi, sebelum covid pengolahan sampah terintegrasi karya warga ini menjadi jujugan wisatawan yang ingin belajar sampah. Pendapatan lagi untuk BUMDes, rata-rata dalam satu bulan BUMDes mendapatkan omset kotor Rp 12 juta belum termasuk kunjungan wisatawan.

Tak heran, usaha BUMDes Rejeki Barokah semakin berkembang, kini mereka tidak hanya memiliki pengolahan sampah terintegrasi, namun juga memiliki toko sembako yang bisa melayani masyarakat dan memiliki café yang mereka beri nama D Goendoe.

Pasca Pandemi Covid-19, Café ini menjadi jujugan wisatawan yang ingin berwisata kuliner. Kini keberadaan BUMDes bisa memperkerjakan 2 karyawan di toko, 6 karyawan di pengolahan sampah, café 12 karyawan.

Belum lagi usaha video shooting dan wisata jalur pendakian Gunung Arjuna yang bekerja sama dengan Glagah Wangi Camping Ground. Tak heran meskipun usianya belum genap dua tahun, kini BUMDes Rejeki Barokah berada di peringkat kedua BUMDes terbaik di Kota Batu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES