Kopi TIMES

Menjadi Seorang Demokrat dan Manusia Indonesia yang Terdidik

Rabu, 16 September 2020 - 16:22 | 71.29k
Rahmat Zuhair, Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.
Rahmat Zuhair, Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

TIMESINDONESIA, BOGOR – 'Jika ingin memimpin Indonesia, kita harus menjadi Otak, hati dan tulang punggung Indonesia'

Satu kutipan orasi Ust. Anis Matta yang menggugah jiwa ketika cita-cita ingin memimpin Indonesia menggebu gebu dalam hati. Menjadi pemimpin berarti menjadi pemikir, menjadi orang yang rendah hati dan menjadi manusia pekerja keras karena gelombang tantangan yang ada sangat tinggi dan dibutuhkan kemampuan dalam mengelola papan selancar dengan baik dan benar yang bernama 'Bangsa Indonesia'.

Memikirkan arah baru Indonesia untuk menjadi kekuatan lima besar dunia mungkin sudah berlangsung lama dan telah dituangkan dalam beberapa tulisan yang penulis rangkum dalam dua kekuatan utama yang orientasinya pada kesadaran dan persisten. 

Pendidikan yang Egaliter

Indonesia dibangun dari kesadaran dan perjuangan dalam jangka waktu yang panjang, inilah DNA persisten kita sebagai bangsa. Maka dari itu arah perjuangan kita dalam menjadikan Indonesia 5 Besar Dunia harus didasari semangat menjadi masyarakat pembelajar. Salah satunya adalah mendidik hati dengan toleransi yang baik dan terus mengajarkan arah toleransi Indonesia dengan semangat egaliter tentunya.

Penulis mengambil contoh kasus yaitu dalam menjawab ketakutan orang orang yang menganggap Islam adalah agama yang radikal maka tugas kita sebagai muslim seharusnya memperbaiki pola pikir dan konsisten belajar. Pola pikir yang dimaksud adalah pola pikir dalam bersosial, seharusnya seorang muslim memandang sesama manusia adalah sama karena sama-sama ciptaan Tuhan bukan dipandang karena kita satu kelompok dan satu keyakinan.

Terlalu sempit bagi seorang muslim jika memiliki pola pikir dalam bersosial yang menganggap benar kelompok sendiri. Pribadi muslim haruslah mempunyai International minded yang artinya adalah saling menghargai, saling kenal, dan harus kritis. Pola pikir seperti ini bukan menjadikan kita rendah diri terhadap bangsa ataupun kelompok lain tetapi bertujuan untuk menjaga kemaslahatan umat seluruh alam.

Menjadi Seorang Demokrat

Dalam Buku 'Siasat Muslim Demokrat' Rached Ghannouchi mengatakan dalam sistem demokrasi, semua pihak menang. Keteladanan dalam menjalankan sistem demokrasi dapat kita ambil dari sosok Pimpinan salah satu partai di Tunisia, beliau dan partainya rela megorbankan pemerintahannya yang sudah menang untuk mencapai konsensus agar tidak terjadi perang sipil. Begitulah wujud kerendahan hati serta sadar akan peran sebagai warga negara untuk menyelamatkan negara dari perpecahan dibandingkan tetap mempertahankan kekuasaan ataupun ego kelompok semata.

Melihat kondisi demokrasi di Indonesia penulis dapat mengatakan kerendahan hati dan sadar peran masih belum terimplementasi dengan baik, mungkin situasi hari ini masih terbayang-bayangi oleh situasi masa lalu di era kediktatoran. Pewarisan kebiasaan dan karakter diktator masih ada dalam proses berdemokrasi kita saat ini. Tercermin dari ketidakharmonisan pemerintah dengan rakyatnya yang masih saling tuntut menuntut tanpa melihat adanya kewajiban asasi sebagai masyarakat demokrasi.

Mendidik diri sendiri dan sadar peran harus menjadi DNA masyarakat Indonesia dalam setiap tanggung jawab yang diemban sebagai bangsa besar. Karena semua Inovasi dan pengetahuan lahir dari semangat belajar yang tinggi dan kesadaran tinggi untuk memberikan peran sosial terbaik dalam kehidupan ber Indonesia.

***

*) Oleh: Rahmat Zuhair, Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES