Peristiwa Daerah

BNPB: 28 Desa di Kabupaten Bogor Dilanda Kekeringan 

Rabu, 16 September 2020 - 14:45 | 20.09k
BPBD Kabupaten Bogor bersama TNI dan Polri mendistribusikan bantuan air bersih. (Foto: Dok. BNPB)
BPBD Kabupaten Bogor bersama TNI dan Polri mendistribusikan bantuan air bersih. (Foto: Dok. BNPB)

TIMESINDONESIA, BOGOR – Sebanyak 28 desa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dilanda kekeringan sebagai dampak dari Hari Tanpa Hujan (HTH) selama musim kemarau tahun 2020. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, 28 desa yang kekeringan tersebut tersebar di 11 kecamatan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menyebut desa-desa yang terdampak kekeringan yakni: Desa Koleang, Desa Pamagersari, Desa Barengkok, Desa Situ, Desa Curug, Desa Kalong Sawah, Desa Tegal Wangi, Desa Sipak dan Desa Jugalajaya di Kecamatan Jasinga.

Kemudian Desa Hambalang, Desa Sukahati dan Desa Tajur di Kecamatan Citeureup, Desa Tegal Panjang dan Desa Mekarwangi di Kecamatan Cariu, Desa Cigudeg di Kecamatan Cigudeg, Desa Leuwikaret dan Desa Nambo di Kecamatan Klapanunggal.

Selanjutnya Desa Sukasirna, Desa Weninggalih, Desa Singga Jaya, Desa Nyangegeng, Desa Garung dan Desa Jonggol di Kecamatan Jonggol, Desa Antajaya dan Desa Sirnasari di Kecamatan Tanjungsari, Desa Batangsari di Kecamatan Rancabungur, Desa Kirapandak di Kecamatan Sukajaya, Desa Ciampea di Kecamatan Ciampea dan Desa Kalongliud di Kecamatan Nanggung.

Raditya Jati menyampaikan, menurut laporan dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor pada Selasa (15/9/2020) pukul 14.30 WIB, bencana kekeringan itu juga berdampak pada 10.613 keluarga (KK).

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bogor terus melakukan kaji cepat, berkoordinasi dengan instansi terkait dan telah mendistribusikan bantuan air bersih ke beberapa titik di 9 kecamatan dan wilayah lain secara bertahap. 

"Hingga laporan yang diterima, total air yang sudah didistribusikan sebanyak 280.000 liter," ujar Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Rabu (16/9/2020).

Sementara itu, menurut prakiraan cuaca dan musim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia masih dapat berlangsung hingga bulan Oktober, khususnya di sebagian besar Pulau Jawa.

Sedangkan musim hujan di Indonesia akan dimulai secara bertahap di akhir bulan Oktober, terutama dimulai dari wilayah Indonesia Barat dan sebagian besar wilayah Indonesia.

Melihat adanya dampak dari bencana yang dipicu oleh faktor cuaca dan hasil prakiraan cuaca tersebut, BNPB meminta agar pemangku kebijakan di daerah dapat lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis.

BNPB juga berharap para pemangku kepentingan di daerah bisa lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi. "Dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan," ujar Raditya Jati yang melaporkan kekeringan 28 desa di Kabupaten Bogor. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES