Peristiwa Nasional Bencana Nasional Covid-19

Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Jakarta Terus Bertambah

Rabu, 16 September 2020 - 13:27 | 53.09k
RSD Wisma Atlet yang membuka tower 4 dan 5 untuk menampung pasien Covid-19 di DKI Jakarta. (FOTO: dok. TIMES Indonesia)
RSD Wisma Atlet yang membuka tower 4 dan 5 untuk menampung pasien Covid-19 di DKI Jakarta. (FOTO: dok. TIMES Indonesia)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, JAKARTAPasien Covid-19 di Wisma Atlet Jakarta terus bertambah. Kepala Penerangan Kogabwilhan I, Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan, pada hari ketiga penerapan PSBB di DKI Jakarta ini, setidaknya sudah ada penambahan 112 pasien di rumah sakit darurat tersebut.

Diketahui sebelumnya, akumulasi pasien yang telah menjalani perawatan di Wisma Atlet yakni berjumlah 1.740 pasien. "893 laki-laki, 847 perempuan," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (16/9/2020).

informasi yang dihimpun oleh TIMES Indonesia, dari 23 Maret hingga 16 September ini, pasien yang terdaftar di Wisma Atlet sebanyak 15.309 orang. Dan yang telah keluar sebanyak 13.502 orang. Dan dirujuk ke rumah sakit lain 280 orang, dan 5 pasien diketahui meningal dunia.

Untuk menangani lonjakan pasien Covid-19 di DKI Jakarta, RSD Wisma Atlet membuka tower 4 dan 5 untuk menampung pasien. Wisma Atliet, menjadi tempat isolasi mandiri untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan-sedang.

Tower 4 dan 5 di Wisma Atlet memiliki kapasitas lebih dari 2.500 kamar. Wisma Atlet menggunakan total empat tower untuk merawat plasien Covid-19. Keempat tower itu yakni 4, 5, 6, dan 7.

Seperti diketahui, pada penerapan PSBB kedua ini, warga yang positif Covid-19 diharuskan isolasi di rumah sakit (RS) atau Wisma Atlet. Tidak boleh isolasi mandiri. Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Arifin menegaskan, jika hal itu tidak diindahkan, pihaknya akan menjemput paksa.

"Apabila yang bersangkutannya tidak bersedia maka kami akan melakukan jemput paksa. Ketika ada orang dinyatakan positif dari Dinkes dan yang bersangkutan wajib diisolasi yang memang sudah ditentukan, dan tidak ada lagi isolasi mandiri di rumah," katanya.

Arifin menjelaskan, jika dilakukan karantina di rumah, dikhawatirkan akan menjadi klaster rumah tangga atau keluarga hingga luas. Oleh karenanya, ia berharap warga DKI Jakarta bisa mengerti dan sadar akan bahaya tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES