Survei Pilgub Sulut: Paslon Ditentukan Kinerja, Politik Uang Dinilai Tak Berpengaruh
TIMESINDONESIA, MANADO – Hasil survei dan analis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) per 22 - 29 Agustus 2020 mengungkap peta politik jelang Pilgub Sulut mendatang.
Survei menempatkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey SE dan Drs.Steven OE Kandouw (Olly-Steven) unggul hingga 68 persen, Christiany Eugenia Paruntu dan Sehan Salim Landjar (CEP - SSL) 16,9 persen serta Vonnie Anneke Panambunan dan Hendry Runtuwene (VAP - HR) 7,9 persen.
Pengamat politik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Ferry Daud Liando menilai, politik uang kini tak lagi berpengaruh di Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara.
"Selama ini ada oknum yang sering membagi-bagi uang kemana ia pergi, tapi kenyataan yang bersangkutan tak menempati posisi teratas. Rakyat tak lagi terpengaruh dengan uang suap atau hadiah untuk mempengaruhi dukungannya," tegas Liando, Selasa (15/09/2020).
Doktor Jurusan Politik Pemerintahan mengatakan, salah satu keunggulan incumben adalah karena mereka terlebih dahulu bekerja. Termasuk membangun jejaring dengan tokoh agama. Bekerja diawal kata Liando, tentu memiliki pengaruh. Apa lagi kedua calon lain praktis baru memastikan pasangan calonnya saat menjelang pendaftaran calon.
Dari hasil ini, semua paslon tentu akan bekerja keras. Pasangan Olly - Steven pun harus bekerja keras. Agar komposisi ini tak berubah. Sementara pasangan Christiany Eugenia Paruntu dan Sehan Salim Landjar serta pasangan Vonnie Anneke Panambunan dan Hendry Runtuwene harus berjuang bekerja keras agar komposisi bisa berubah.
"Masih ada waktu 70 hari untuk kampanye, sehingga ada kesempatan meyakinkan publik. Namun jangan sampai hasil survei ini memicu pasangan calon tertentu untuk menghalalkan segala cara untuk maksud mengubah komposisi," paparnya.
Ditanya apakah ada pengaruh banyaknya dukungan parpol sehingga membuat Olly - Steven unggul di survei LSI, ketua program studi politik di Fisip Universitas Sam Ratulangi ini, mengatakan soal itu taklah menjamin.
"Terkecuali lagi parpol yang tidak cukup ambang batas pencalonan maka untuk mencukupi itu, suatu parpol perlu dukungan parpol lain.Namun jika suatu parpol telah memenuhi syarat ambang batas, maka dukungan parpol lain tidak lagi memiliki pengaruh signifikan, terutama dalam hal kekuatan elektoral," ujarnya.
Diluar dari ambang batas biasanya, sebut Liando, parpol yang bergabung itu hanya sekedar setor logo untuk baliho, tapi pengaruh elektoral sangat kecil.Bahkan ada sebagian parpol terpaksa bergabung, karena tak ada calon yang melirik.
"Ada berapa faktor yang bisa mempengaruhi kekuatan elektoral calon, yaitu, pertama, ketokohan atau figur calon. Kedua, kombinasi pasangan calon. Ketiga konsolidasi tim sukses, tim pemenangan, ini yang mungkin saat ini dipunyai kubu Olly - Steven," tegasnya terkait hasil survei Pilgub Sulut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |