Peristiwa Daerah

Kuda Lumping dan Berokan Warnai Unjuk Rasa Jurnalis di KPU Indramayu

Senin, 14 September 2020 - 15:00 | 91.53k
Aksi berokan di sela aksi unjuk rasa jurnalis Indramayu di depan kantor KPUD Indramayu.(Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Aksi berokan di sela aksi unjuk rasa jurnalis Indramayu di depan kantor KPUD Indramayu.(Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Ada yang unik dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan jurnalis yang tergabung dalam Koalisi Pers Untuk Demokrasi (KPUD) Indramayu di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah Indramayu (KPU Indramayu), Senin (14/9/2020).

Dua kesenian tradisional yakni Kuda Lumping dan Berokan ditampilkan untuk menggambarkan kondisi bobroknya KPU Indramayu dalam menyelenggarakan Pilkada Bupati Indramayu 2020. Dan juga, untuk menyindir atas kinerja KPU Indramayu.

Dalam kesenian kuda lumping saja misalnya. Biasanya orang yang memerankan kuda lumping akan memakan pecahan beling. Namun, berbeda dalam kesenian kuda lumping dalam aksi unjuk rasa ini.

Demo di KPU Indramayu 2

Dalam penampilan kuda lumping tersebut, si penunggang kuda lumping justru memakan daun yang diambil dari kotak bertuliskan transparansi anggaran PPK, transparansi anggaran media center. Hal tersebut menggambarkan soal transparansi KPU Indramayu.

Selain itu, juga ada kesenian tradisional khas Indramayu yang hampir punah, yakni Berokan. Dalam teatrikal tersebut, dilakukan tanya jawab antara peserta aksi, dengan Berokan. Peserta aksi pun mempertanyakan tentang kegelisahan apa saja yang dialami oleh Berokan.

Berokan tersebut pun menjawab dengan sebuah bunyi peluit. Jawaban Berokan pun ditanggapi oleh peserta aksi, yakni berupa tuntutan dalam unjuk rasa tersebut, antara lain permintaan maaf dan ganti ketua KPU Indramayu, membuka seluas-luasnya akses peliputan seluruh wartawan dan jurnalis baik di tingkat KPU hingga PPS, dan memberikan informasi secara konkret tanpa mengandalkan media sosial KPU, tetapi memanfaatkan media center KPU secara benar.

Menurut koordinator aksi, Ihsan Mahfudz, dipilihnya kesenian Kuda Lumping dan Berokan, adalah untuk mengenalkan kesenian tradisional yang hampir punah tersebut kepada masyarakat Indramayu. Sebab, bisa dipastikan generasi zaman sekarang banyak yang tak mengetahui dua kesenian tradisional tersebut.

"Dua kesenian tradisional ini sudah hampir punah. Jadi, kita kenalkan kepada masyarakat, sekaligus sebagai bentuk pengungkapan tuntutan aksi jurnalis ke KPU Indramayu," tuturnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES