Ekonomi

Ikuti Regulasi China, Penjualan TikTok di AS Tanpa Algoritma

Senin, 14 September 2020 - 13:21 | 33.72k
ByteDance selaku pemilik TikTok menyampaikan bahwa penjualan bisnis ini tidak termasuk dengan algoritma. (Foto: androidpolice(
ByteDance selaku pemilik TikTok menyampaikan bahwa penjualan bisnis ini tidak termasuk dengan algoritma. (Foto: androidpolice(

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Proses penjualan bisnis TikTok di Amerika Serikat masih berlanjut. ByteDance selaku pemilik TikTok menyampaikan bahwa penjualan bisnis ini tidak termasuk dengan algoritma yang mentenagai mesin rekomendasi TikTok tidak ikut dijual.

Menurut informasi dari South China Morning Post, jika penjualan bisnis ByteDance telah disetujui,maka pemilik baru TikTok harus mengembangkan alogaritmanya sendiri. Hal ini disampaikan oleh sumber anonim, yang memberikan informasi terkait  otoritas AS dan calon pembeli TikTok. 

"Perusahaan (ByteDance) tidak akan memberikan source code kepada pembeli manapun dari AS, tapi tim teknologi TikTok di AS bisa mengembangkan algoritma baru," kata sumber tersebut. 

Sumber anonim menyampaikan sumber tersebut mengatakan syarat penjualan TikTok tanpa algoritma sekarang menjadi dasar untuk setiap diskusi penjualan atau restrukturisasi TikTok. Hal ini dilakukan menyusul diperkenalkannya aturan kontrol ekspor baru di China.

Sebelumnya, pemerintah China memperbarui aturan ekspornya, yang mengharuskan perusahaan untuk mendapatkan izin resmi jika ingin menjual teknologi. Dalam hal ini dicontohkan seperti algoritma TikTok ke perusahaan asing. ByteDance pun secara resmi akan menuruti regulasi tersebut. Pemerintah China pun sepertinya mendukung kebijakan ByteDance untuk tidak menjual algoritma TikTok. 

Sebagai informasi, Algoritma TikTok ini berfungsi memberikan rekomendasi dan menampilkan video. Algoritma ini merupakan salah satu rahasia yang membuat pengguna TikTok betah berlama-lama menggunakan aplikasi karena terus menampilkan konten baru.

Sementara itu, Microsoft telah menyampaikan gagal membeli TikTok. Kegagalan ini disampaikan setelah ByteDance menolak tawaran untuk pembelian operasional TikTok di AS. Penolakan tawaran Microsoft ini diduga karena adanya ByteDance yang menolak menjual algoritma TikTok.

Pengumuman Microsoft ini diungkapkan sebelum 15 September yang ditetapkan oleh Presiden Trump. Setelah itu, Oracle ternyata yang dikabarkan berhasil mendapatkan TikTok. Sumber anonim menyebutkan ke The Wall Street Journal bahwa Oracle akan diumumkan sebagai mitra terpercaya TikTok di AS. Kesepakatan antara TikTok dan Oracle ini akhirnya tidak akan disusun sebagai penjualan langsung.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES