Ekonomi

Mirip Tambak, Proyek Pemecah Gelombang di Gresik Dipertanyakan Warga

Minggu, 13 September 2020 - 11:34 | 71.11k
Proyek pembangunan pemecah gelombang (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)
Proyek pembangunan pemecah gelombang (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, GRESIK – GRESIK - Proyek pemecah gelombang di Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik disoal warga karena mirip dengan tambak. Anehnya lagi, proyek yang didanai dari dana desa itu diduga dibangun di lahan milik pribadi.

Dari papan proyek tersebut, DD senilai Rp 50 Juta dibangun pemecah gelombang itu diduga di lahan milik pribadi di Dusun Rejodadi. Dengan volume 38 M X 4 M X 2,5.

Kebijakan ini dinilai janggal karena pembangunan talud penahan ombak ini jauh dari pemukiman warga serta jauh dari manfaat untuk mencegah abrasi pantai.

"Pernah tanya, orangnya gak mau dikasih tahu. Pernah tanya ini mau dipakai apa, yang saya tahu ini lahan milik pribadi. Ini katanya pemecah gelombang tapi mirip dengan tambak," kata Khamim salah satu warga ketika dikonfirmasi, Minggu (13/9/2020).

Khamim yang juga berprofesi sebagai nelayan itu mempertanyakan kebijakan kepala desa. Sebab, saat pembangunan ia bersama nelayan lain tak dilibatkan baik sosialisasi maupun perencanaan.

Padhal kata Khamim, jika niat membangun penahan ombak seharusnya tidak demikian. Harus melalui perencanaan yang jelas serta dengan kajian matang sehingga bermanfaat. 

"Kami hanya wong kecil pak, tidak tahu apa-apa. Bahkan saya dan nelayan lain juga gak tahu untuk apa," imbuh dia.

Sementara itu, Kepala Desa Campurejo Amudi ketika dikonfirmasi mengatakan jika proyek pembangunan pemecah gelombang di Dusun Rejodadi itu sesuai dengan perencanaan yang mengacu pada hasil jaring aspirasi masyarakat khususnya masyarakat nelayan.

 "Yang jadi masalah pembangunan penangkis gelombang itu melingkar diujung utara ada pintu keluar masuk perahu. Tahap awal melalui dana desa dibangun di atas tanah milik nelayan sebelah timur. Kebetulan berbatasan dengan kepunyaan warga kami," terangnya.

Agar tidak terkesan bangunan itu menyatu dengan proyek desa, Amudi meminta warga tersebut untuk membuat tanggul tersendiri sebagai pemisah. Dan, mulai kemarin sampai sekarang sedang proses pembuatan tanggul baru untuk pemisah atau kepemilikannya. 

"Supaya jelas batas kepemilikanya. Juga agak tidak ada salah tafsir penilaian masyarakat," tambah Amudi memberikan penjelasan soal proyek pemecah gelombamg di Desa Campurejo Gresik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES