Gaya Hidup

Sedekah Laut Cilacap Kali Ini Hanya Gelar Tasyakuran, Larung Jolen, dan Wayang Ruwatan

Jumat, 11 September 2020 - 16:22 | 84.06k
Ini harusnya dilestarikan karena setiap tahun dilaksanakan. Juga untuk destinasi wisata di Cilacap. (FOTO: Estanto Prima Yuniarto/TIMES Indonesia)
Ini harusnya dilestarikan karena setiap tahun dilaksanakan. Juga untuk destinasi wisata di Cilacap. (FOTO: Estanto Prima Yuniarto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CILACAP – Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, acara Sedekah Laut Cilacap tahun 2020 ini hanya menggelar tasyakuran, larung jolen, dan wayang kulit ruwatan.

Karena masih dalam suasana pandemi Covid-19 di Kabupaten Cilacap, sedekah laut kali ini tidak ada gebyar layaknya sebuah festival atau pergelaran budaya yang mewah.

"Juga merupakan persetujuan atau kesepakatan dari 26 rukun nelayan bahwa mereka tidak mengadakan ruwatan sendiri-sendiri, tapi dipusatkan di Kantor DPC HNSI Cilacap," ujar Sarjono, Ketua DPC HNSI Kabupaten Cilacap, saat ditemui di kantornya, Jumat (10/9/2020) sore.

Ini harusnya dilestarikan karena b

Sedekah laut di Kabupaten Cilacap merupakan kegiatan nguri-uri budaya Jawa. "Yang tidak uri ya di-ilangna. Dan ini harusnya dilestarikan karena setiap tahun dilaksanakan. Juga untuk destinasi wisata di Cilacap," tambah Sarjono.

Selain itu, maksud dilaksanakan sedekah laut untuk syukuran laut. Agar semua nelayan sehat dan semua selamat ketika mencari ikan di laut, dan diberi keberkahan.

Ikannya pada dapat banyak, barokah. Namun juga harus ingat dengan yang menciptakan manusia, yaitu Allah, yang menciptakan bumi dan langit.

Rangkaian acara dimulai hari Kamis, yaitu ziarah ke Karangbandung dimana tempat bunga Wijayakusuma berada. Hari Jumat Kliwon menggelar larung jolen, minta keselamatan kepada 'sang penunggu laut'. Berkah, selamat dan sehat semua nelayannya.

Sarjono berharap, semua selamat. Ikannya dikeluarkan semua. "Tapi jangan lupa dengan anak yatim, yatim piatu, dan janda diperhatikan. Agar semua sabar, jangan pada ribut, jangan pada cakar-cakaran, rebutan tempat, rebutan ikan, ujung-ujungnya rebutan uang, itu nggak baik," kata Sarjono.

Untuk itu, pihaknya mengajak semua nelayan sabar. Sadar, dan guyub rukun.

Ia melanjutkan, wayang kulit juga merupakan rangkaian dari acara Sedekah Laut Cilacap. Wayang kulit ruwatan digelar dari pagi hari hingga sore dengan dua dalang sepuh yang sehari-harinya dipakai untuk ruwatan. "Harapannya semua nelayan yang ada di Cilacap nyengkuyung dan diberi waras, selamat dan sehat. Dibantu dan musibah dijauhkan. Jolen banyak sekali isinya. Seperti ubo rampe, dan berbagai isi di laut," ungkap Sarjono. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Cilacap

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES