Peristiwa Daerah

Kisah Pilu Evi Marita yang Luput dari Perhatian Pemkot Malang

Jumat, 11 September 2020 - 15:22 | 284.26k
Kondisi rumah keluarga Evi Marita tertutup rapat dengan plang bambu untuk menutup akses dengan warga selama karantina mandiri. (Foto: Dok. Warga for TIMES Indonesia)
Kondisi rumah keluarga Evi Marita tertutup rapat dengan plang bambu untuk menutup akses dengan warga selama karantina mandiri. (Foto: Dok. Warga for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Tiga warga di Kota Malang, Jatim, luput dari perhatian pemerintah setempat. Evi Marita meluapkan curahan hatinya yang baru saja ditinggal suaminya, Arif Moejiono, yang meninggal dunia karena terkonfirmasi positif Covid-19.

Arif Moejiono meninggalkan satu istri dan dua orang anak, Nur Anisaturokhmah (anak pertama) dan Nisrina Nur Tsabita (anak kedua).

Arif layak dinobatkan pahlawan Covid-19. Pasalnya, ia meninggal karena sehari-hari merupakan relawan satgas Covid-19 kelurahannya, Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru. Almarhu. setiap hari bersama relawan membantu warga menangani Covid-19.

Evi menjelaskan bahwa suaminya dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang sejak 1 September 2020. Ia dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani tes swab beberapa waktu lalu.

"Bapak (almarhum) dirawat selama 8 hari di RSSA. Bapak meninggal hari Kamis tanggal 10 September 2020 sekitar pukul 18.30 WIB," kata Evi kepada TIMES Indonesia, Jumat (11/9/2020).

Sejak dinyatakan konfirmasi positif Covid-19, Evi dan dua anaknya memutuskan pulang dan melakukan karantina mandiri.

Evi mengaku, sejak karantina mandiri 3 September 2020 lalu, hingga hari ini mereka belum dilakukan rapid test ataupun tes swab oleh satgas pemerintah. "Selama karantina mandiri ini kami belum pernah dirapid test," imbuh dia.

Selama karantina, Evi sekeluarga disarankan untuk pergi periksa ke puskesmas. Karena karantina itu melarang untuk beraktivitas di luar rumah, Evi pun hanya bisa menunggu kepedulian tim kesehatan.

"Ada yang menyarankan ke puskesmas. Saya tanya, gimana cara saya ke puskemas? Ya njenengan ke sana. Gimana saya bisa ke sana (puskesmas)? Kan saya karantina mandiri. Gak bisa keluar rumah. Ya saya tunggu saja. Puskemas gak ada ke sini. Kalau memang seperti ini, ya kita tunggu sampai tanggal kita karantina selesai saja. Toh kita gak sakit apa-apa. Pada repot. Apa harus lebih lama lagi di rumah. Anak-anak sudah bengak-bengok. Kita gak bisa keluar sama sekali. Bukannya sehat stres yang ada," bebernya.

Suaminya yang juga satgas Covid-19 di tingkat kelurahan ini setiap hari melayani permintaan masyarakat. Terutama untuk penyemprotan disinfektan.

"Kalau ada kejadian itu langsung menghubungi suami saya. Nganter alat semprot disinfektan dan lain-lain, itu suami saya yang mengurus. Orangnya emang suka pekerjaan sosial Mas," ungkapnya lagi.

Setelah ditinggal suaminya, Evi harus merawat dua anaknya secara mandiri. Ia bersyukur kepedulian warga sekitar sangat tinggi.

Kebutuhannya sehari-hari selama suaminya dirawat di rumah sakit ditanggung warga secara gotong royong.

"Bantuan sosial selama ini dari tetangga banyak sekali. Ada yang ngasih masakan mateng. Artinya saya didukung dari Pak RT, Pak RW dan masyarakat sekitar," ulasnya.

Bahkan, kata dia, kawan-kawan alumni seperguruan suaminya turut membantu memberikan sumbangan sosial. Hingga sejumlah kelompok pengajian juga turun tangan membantu.

"Kemarin tim dari Polresta Malang Kota juga datang memberi bantuan. Hari ini mereka datang lagi ngasih bantuan. Intinya terima kasih tak terhingga," kata Evi dengan suara serak karena tak bisa membendung isak tangis.

TIMES Indonesia mencoba menghubungi Humas Satgas Covid-19 Kota Malang, Husnul Mu'arif, untuk dimintai konfirmasi berkaitan proses tracing dan tracking terhadap keluarga Evi Marita. Namun, hingga berita ini turun, tim satgas belum memberikan jawaban. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES