Pendidikan

Rohmatul Hasanah Bermimpi Menjadi Wanita Mandiri

Jumat, 11 September 2020 - 13:19 | 63.65k
Rohmatul Hasanah, ketua korpri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). (Foto: Akhmad Syafi'i/TIMES Indonesia)
Rohmatul Hasanah, ketua korpri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). (Foto: Akhmad Syafi'i/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PAMEKASANRohmatul Hasanah, ingin menjadi wanita karir dan wanita mandiri apabila sudah keluar dari Kampus Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Wanita kelahiran Karang Penang Sampang, 9 September 1999 ini adalah ketua Korpri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Hasanah adalah sosok perempuan prestasi. Saat SMA, ia juara 2 lomba olimpiade matematika tingkat sekolah. Dan selama kuliah lulus ikut ujian sertifikasi kompetensi di Unusa.

Perempuan berusia 21 tahun ini ingin menjadi wanita karir untuk menerapkan ilmu yang didapatnya saat kuliah sekaligus utuk memperbaiki ekonomi keluarganya. 

"Saya tidak ingin menyianyiakan potensi yang sudah saya miliki sekecil apa pun itu. Dan yang pasti ingin mengembangkan hasil yang sudah saya dapatkan di bangku kuliah," ungkap mahasiswa sarjana akuntansi UIM, Jum'at (11/9/2020).

Motivasi untuk menjadi wanita karir karena tidak ingin hidup ketergantungan kepada keluarganya soal ekonomi.

"Belajarlah untuk bisa menjadi wanita yang mandiri. Jangan pernah Anda bergantung kepada orang lain. Sebab yang peduli dengan kehidupan, nasib, dan karier Anda hanya diri Anda sendiri. Tidak akan ada orang lain yang peduli, kecuali keluarga. Jadi, di masa dewasa ini saya harus jadi wanita karir agar dapat membantu ekonomi keluarga," sambungnya.

Selain bekal pengetahuan yang cukup, Hasanah menilai untuk menjadi wanita mandiri diperlukan mental yang kuat.

"Selebihnya, yang perlu dipersiapkan harus punya wawasan yang luas sehingga kita mampu mengimbangi diri kita sendiri ketika bersama orang lain dan mempunyai semangat tetap optimis pada setiap harapan yang ingin dicapai," imbuhnya.

Pada zaman dahulu, lanjut Hasanah, wanita dianggap tidak pantas dan tidak mampu untuk bekerja atau berkarier, bahkan sukses. Jadi banyak sekali anggapan masyarakat, jika wanita seharusnya di rumah saja, mencuci, memasak, hingga mengurus anak.

"Sekarang tidak lagi orang beranggapan seperti itu. Sebab kini wanita memiliki hak yang sama dengan pria. Wanita berhak untuk bekerja, berkarier, dan terjun ke dunia bisnis secara langsung," ucap Rohmatul Hasanah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Madura

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES