Politik Pilkada Serentak 2020

Anggota Pagar Jati Surabaya Tunggu Komando Gus Hans untuk Pilwali Surabaya 

Jumat, 11 September 2020 - 06:10 | 55.09k
Ketua Pagar Jati Jatim Zainul Fadli, Kamis (10/9/2020). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Ketua Pagar Jati Jatim Zainul Fadli, Kamis (10/9/2020). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada Serentak 2020

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pasca jagoannya terjegal di bursa pencalonan Pilwali Surabaya, para relawan pendukung tokoh muda Nahdlatul Ulama sekaligus politikus Partai Golkar Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans harus benar-benar yakin memutar arah suara. Salah satunya ribuan massa yang tergabung dalam Paguyuban Arek Jawa Timur (Pagar Jati) di Surabaya. 

Ketua Pagar Jati Jatim Zainul Fadli mantap menentukan sikap untuk tetap menunggu arahan Gus Hans. 

Kendati sudah ada paslon yang mendekati dan mengajak bergabung, namun para anggota Pagar Jati memilih absen sementara. Paslon tersebut antara pasangan dari delapan partai koalisi dan partai tunggal yang tengah bersaing meraih dukungan.

"Bagaimanapun kami bukan ahli istikharah. Jadi nunggu istikharahnya Gus Hans ke mana. Paling tidak kami tahu bahwa apa yang dipilih Gus Hans adalah yang terbaik," terangnya, Kamis (10/9/2020). 

Fadli meyakini bahwa dukungan terhadap selama ini Gus Hans sudah tepat. Karena Pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum, Jombang tersebut adalah pilihan  terbaik bagi Kota Surabaya. 

"Dan untuk saat ini terus terang untuk keduanya (paslon) kami masih ragu mengarahkan suara," ujarnya. 

Lebih lanjut, Fadli mengungkapkan bahwa kedua paslon memiliki rekam jejaknya masing-masing. Baik dari sisi attitude, dari tipikal ataupun dari histori terdahulu. 

"Rekam jejaknya masih ada. Kedua paslon memiliki plus minus. Kalau kami menimbang, ini bukan soal kami bicara masa lalu. Kita bicara tentang masa depan nanti," tandasnya. 

Maka, ia harus benar-benar jeli memilih yang terbaik dari keduanya untuk membawa Surabaya ke depan.

Karena, tegas Fadli, Surabaya bukan hanya butuh pembangunan secara infrastruktur tapi juga pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). 

"Bagi Pagar Jati sendiri itu masih belum bisa tersentuh. Belum ada pembangunan kualitas SDM. Hanya pembangunan  infrastruktur-infrastruktur saja," ujarnya. 

Lantas sampai kapan menunggu istikharah Gus Hans? 

Fadli memberi jawaban putus asa. Kalaupun tidak ada pilihan, paling tidak kepada ribuan anggotanya ia menyerahkan pilihan masing-masing. Sama halnya saat Pilpres tahun lalu. Anggota Pagar Jati sendiri mencapai 12.000 orang untuk Wilayah Kota Surabaya. 

"Itu yang terburuk. Kalau golput enggak. Paling tidak terakhir nanti kami akan menyerahkan pada putusan masing-masing anggota kami," tukasnya. 

Pagar Jati juga telah melakukan komunikasi dengan relawan lain pendukung Gus Hans. Saat ini beberapa dari relawan telah mengambil keputusan seperti kembali ke partai masing-masing. 

"Karena kami non partai jadi bebas. Masih menunggu istikharahnya Gus Hans. Satu komando dengan Gus Hans. Gus Hans mengarahkan kemana, kami siap ikut," jelasnya. 

Fadli memang mengaku sangat kecewa karena Gus Hans terlempar dari percaturan Pilwali Surabaya. Karena sosok religius NU tersebut bagi Pagar Jati adalah harapan terbaik bagi Surabaya. 

Karena secara pribadi ia melihat kualitas Gus Hans yang mumpuni, memiliki tipikal baik dan attitude positif sebagai syarat mutlak bagi Pagar Jati dalam mengukur kemampuan seorang pemimpin. 

"Kalau pemimpin sudah punya stereotip, waduh itu yang susah. Emosional dan lain-lain itu sudah nggak masuk bagi kami," tuntas Ketua Pagar Jati Jatim Zainul Fadli.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES