Politik Pilkada Serentak 2020

Ada Tagline Teruslah Berselawat dalam Pilbup Situbondo, Ini Kata KH Masrur Syam

Kamis, 10 September 2020 - 23:40 | 115.45k
Koordinator Front Detngodethen Situbondo (FDS), Randy Hendrawanto bersama KH Masrur Syam saat ngaji shalawat (Foto: Uday/TIMES Indonesia)
Koordinator Front Detngodethen Situbondo (FDS), Randy Hendrawanto bersama KH Masrur Syam saat ngaji shalawat (Foto: Uday/TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada Serentak 2020

TIMESINDONESIA, SITUBONDO – Menjelang pesta demokrasi lima tahunan Pilbup Situbondo tahun 2020 ini, tagline Teruslah Berselawat kian hari semakin membumi di Bumi Shalawat Nariyah. Apakah ada korelasi dengan pembangunan daerah?

Koordinator Front Detngodethen Situbondo (FDS), Randy Hendrawanto mencoba mengurai intervensi selawat membangun Situbondo lewat ngaji ke KH Masrur Syam di kediamannya, Kamis, (10/9/2020). 

Jargon teruslah berselawat menjadi perbincangan masyarakat. Pro dan kontra terkait penggunaan jargon Teruslah Berselawat dalam dunia politik praktis menimbulkan perdebatan, banyak yang setuju dengan pandangan politik sebagai alat perjuangan, ada pula yang beranggapan selawat menjadi alat. 

Dalam kesempatan kali ini, KH Masrur Syam atau yang dikenal dengan sebutan Ra Malung menjawab persolan-persoalan yang selama ini menjadi perdebatan di dunia maya atau di realitas sosial masyarakat kita. 

Pembahasan ini adalah upaya membangun pengertian apa dan bagaimana Shalawat Nariyah sehingga masyarakat memahami secara utuh tentang tagline dan jargon Teruslah Berselawat, agar tak ada lagi salah paham.

”Saya berharap masyarakat tidak lagi menjudge selawat Nariyah hanya sebagai Lip Service atau kegiatan yang hanya proforma. Tema ini dibangun agar spiritnya bergerak pada tema itu. Sholawat Nariyah dipilih karena berangkat dari situasi existing, Indonesia secara umum dan Situbondo secara Khusus," ungkapnya.

Selawat Nariyah yang digagas oleh KH. Ahmad Sufyan Miftahul Arifin diharapkan menjadi spirit untuk menggerakan semua elemen, baik birokrasi, kultur, profesi lainnya agar mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari baik secara pribadi ataupun secara komunal. 

“Misal begini, ibarat kita ini device atau satuan kerja alat elektronik, dimana kita dapat bonding dengan Baginda Nabi, untuk memperbaiki diri dalm kehidupan sehari-hari menuju kesuksesan. Karena posisi baginda Nabi sangat determinan, sangat menentukan sehingga Allah juga bersholawat pada Nabi dan memerintahkan Malaikat juga. Ini adalah bentuk komunikasi kita untuk bonding dengan baginda Nabi. Banyak perintah agama tentang bagaimana kita membangun komunikasi ," tegas Ra Malung.

Membumikan Selawat Nariyah juga merupakan cita-cita agung dan harapan besar Syekh KH. Ahmad Sufyan untuk terus disosialisasikan, agar ada ikatan antara kita dan baginda Rasulullah.

“Membumikan Selawat Nariyah ini agar kita bonding itu tadi, kalau dalam bahasa maduranya ngampog kapajuen (Ingin numpang ke kebesaran Banginda Nabi), sehingga di saat kita menjadi bagian kebesaran baginda Nabi, cara membangunnya dan kebersamaannya selalu berpegang pada keteladanan Baginda Nabi. Sehingga apa yang kita lakukan menjadi hal yang baik dan benar," katanya

Banyak kasus dimana selawat merubah pola kehidupan masyarakat secara individu, misal ada orang yang terjebak dalam kehidupan kriminalitas namun pada akhirnya dia berubah menjadi pribadi yang baik karena ikut dalam forum atau komunitas selawat. Ini adalah bukti bahwa seawat dapat diukur dan dikaji secara sciencetifik, dan mampu menjadi formula dalam membangun.

Inilah alasan selawat Nariyah dipilih dan kemudian menjadi spirit untuk membangun Situbondo. Agar secara rasional terukur dan memiliki pola yang jelas arah pembangunannya. Sehingga kita benar-benar membangun bonding atau ikatan dengan Baginda Nabi. 

“Bukan Rahasia lagi jika kita berbicara konteks Pilkada. Tiket partai atau ongkos untuk sampai ke KPU itu kan membutuhkan rekom. Kita tahu eekom itu berharga, ada price labelnya. Setiap partai pricenya berbeda-beda. Inilah cost politik. Kita bisa bayangkan kemudian, apa yang kemudia terjadi jika sang Calon ini jadi? Sedangkan cost politiknya tadi itu, bagaimana menutupinya? Nah di Situbondo sendiri, dalam beberapa periode ini 10-20 tahun ini. Dilirik oleh orang-orang Jakarta misal oleh institusi KPK, melihat Situbondo dalam konteks Pilkada ini menarik. Karena kita low cost, dibanding dengan Kabupaten dan kota lain. Nah dampaknya apa? Jika calon yang low cost ini menang, maka dia eunning, karena tidak ada beban. Sehingga Situbondo sekarang menjadi project percontohan bagi kabupaten lain, karena Situbondo telah melakukan demokrasi yang sehat, dalam konteks pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dengan menjunjung tinggi rasionalitas”," ungkapnya .

Dalam hal salah satu paslon yakni Mulya Abadi menggunakan tagline Teruslah Berselawat. Lora Malung memberi penjelasan bahwa dalam setiap aktivitas harapannya good ending baik dalam urusan pekerjaan, kegiatan lainnya termasuk hajatan politik karena sealawat ini sudah menjadi spirit kita dalam berkehidupan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES