Kopi TIMES

Jumat Berkah: Hakekat Makna Asrar dalam Dzikir

Jumat, 11 September 2020 - 07:17 | 350.58k
Zulfan Syahansyah.
Zulfan Syahansyah.

TIMESINDONESIA, MALANG – Dalam edisi Jum'at Berkah kali ini, penulis mencoba mengulas hakekat makna bacaan hauqalah yang setiap saat kita ucapkan. Semoga dengan catatan ini, kita bisa semakin menghayati kandungan isi bacaan tersebut, dan semakin bisa menjiwai dalam setiap kali membacanya.

Dengan sanad yang bersambung kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda:.
{لا حول ولا قوة إلا بالله كنز من تحت العرش}
"Bacaan Hauqalah merupakan herta terpendam dari bawah Arsy"

Kanzun (harta terpendam) maksudnya adalah bahwa dalam bacaan hauqalah terdapat asrar (rahasia) agung yang tersimpan di bawah Arsy. 

Asrar adalah sesuatu yang ada di antara dua pihak. Namun jika sudah keluar dari keduanya, maka sesuatu itu tidak lagi disebut rahasia. Karena sudah tersebar, mengumum dan keluar dari makna rahasia itu sendiri. 

Ketahuilah, bahwa rahasia terbesar dan cahaya misteri yang kerahasiannya tetap terjaga sepanjang zaman adalah Al-Qur'an Al-Karim. 

Dan jika ada rahasia selain Al-Qur'an; berupa dzikir dan sebaginya, maka cukuplah sabda Rasulullah SAW. 

Jika tidak meyakini adanya makna rahasia yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi, maka orang itu sejatinya tidak memahami hakekat kerahasiaan yang terpendam.

Adapun rahasia teragung dan terbesar yang ada pada diri manusia sebagai makhluk yang dimuliakan adalah prilaku serta akhlak mulia. Seberapakah kerahasian teragung itu tampak pada dan dari dirimu. 

Rahasia itu bukan dari kata-kata yang terucap, atau rumusan bergaris di Greja, atau dalam kitab khusus, atau dalam rumusan huruf-huruf tertentu, atau dalam kalimat Suryani yang sulit dimengerti.

Bukan juga rahasia, dzikir     "Daurul Anwar", yang belum ada kepastian kalau itu dari syaikh Ahmad. Atau dalam "Dawairul Ihathah", serta "Al-Ism Al-A'dzam" yang terambil dari bahasa suryani dan sejenisnya, lalu dikatakan kalau bacaan itu terdapat Ismil A'dzam, sebagaimana didengungkan oleh mereka yang suka mengaku-ngaku.

Semua itu bukan rahasia (asrar). Yang penuh dengan rahasia justru ada dalam surat, atau bahkan ayat-ayat pendek dalam Al-Qur'an.

Asrar (kerahasian) itu ada dalam dzat serta inti masalah. Bukan dalam kalimat-kalimat asing dengan susunan kata yang menakjubkan. Tapi ada dalam bacaan-bacan dzikir yang sederhana lagi mudah, yang biasa dibaca orang alim atau kalangan umum.

Maski berbeda tingkatan ilmu dan makrifat, namun ketika Nabi telah menalqin bacaan kepada para sahabat, maka saat itulah terdapat asrar bacaan tersebut atas mereka. 

Maka barang siapa mengucapkan "La haula wala quwwata illa billah" dengan mantap, kemudian mengenyampingkan kehendak diri atas kehendak Allah, di saat itulah muncul asrar dan cahaya bacaan hauqalah, hingga menjadi pusaka baginya dari bawah Arsy.

Begitu juga dengan bacaan "Alhamdulillah", dan semua bacaan dzikir serta solawat dengan berbagai macam bentuk kalimatnya yang benar, seperti solawat Fatih, dan yang datangnya dari sayyidina Ali karramallahu wajhah, yang tertis dalam banyak kitab tafsir. 

Sementara itu, jika ada orang yang tidak peduli dengan etika mulia, namun mengamalkan bacaan-bacaan asing dengan kalimat yang tidak jelas, dan meyakini kalau di dalamnya terdapat asrar, maka kita hanya bisa berdo'a: semoga Allah memberinya hidayah.

***

*) Oleh: Zulfan Syahansyah At-Tijani

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES