Diskoperindag Bondowoso Sebut Permintaan Tembakau Menurun Drastis

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Petani tembakau saat ini mengeluhkan harga jual yang begitu rendah. Kondisi ini terjadi di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. 

Meski panen melimpah petani tidak merasakan untung. Harga tembakau belakangan semakin tak menemui kejelasan, karena sejumlah pabrik tidak melakukan pembelian.

Kasi Usaha dan Pengembangan Ekspor, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso, Ida Kurnia Theolita mengatakan, harga tembakau cenderung rendah karena saat ini banyak gudang yang masih belum buka dan menerima tembakau.

"Karena dari pabrik belum ada permintaan. Kebanyakan gudang baru buka di awal September ini, bahkan ada yang buka baru tanggal 7 September kemarin," katanya.

Situasi pandemi Covid-19 kata dia, juga berpengaruh terhadap penurunan pembelian tembakau di Bondowoso dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun 2019, pembeliannya sebanyak 7 ribu ton. Namun untuk tahun 2020 ini hanya sekitar 4 ribu ton.

Bahkan kata dia, musim ini tembakau dihargai hanya Rp 22.000 per kilogram dari harga standar diatas Rp 30.000 per kilogramnya. "Kalo di gudang saat ini mereka membeli kisaran harga segitu. Menyesuaikan kualitas," katanya.

Saat ini pemerintah kabupaten, kata dia, sudah berupaya mengajukan permohonan kepada pabrik untuk segera membuka gudang dan membeli tembakau masyarakat dengan harga wajar. "Tentu juga sudah diajukan untuk penambahan kuota pembelian," imbuhnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejumlah petani tembakau yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bondowoso mengadu ke DPRD beberapa waktu lalu, karena harga tembakau murah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement