Fenomena Mutasi Virus Corona, Prof Nidom: Sudah Ada Sejak Awal Covid

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Malaysia telah mengumumkan telah menemukan mutasi virus corona yang disebut jenis mutasi D614G sejak pertengahan Agustus lalu. Virus tersebut dianggap 10 kali lebih mudah menular daripada Covid-19 yang berasal dari Wuhan.

Menanggapi hal tersebut, Prof Chairul Anwar Nidom bersama tim Professor Nidom Foundation (PNF) menganalisa dari sekuens genom virus corona secara menyeluruh yang dimuat di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). Time PNF menemukan, adanya virus D614G ini sejak awal SARS-CoV-2 ada di Indonesia.

"Mutasi D614G sudah ada sejak awal Corona masuk di Indonesia, sejak Maret lalu. Perkiraan saya, saat ini lebih banyak lagi," ungkap Nidom pada TIMES Indonesia, Kamis (10/9/2020).

Lanjutnya, di dalam virus Covid-19 adanya asam amino sebagai mutasi yang terjadi. Ada sebagian mutasi yang diberi kode D (asam aspartat), tetapi ada juga yang sudah diganti dengan G (glisin). Hal ini, menurut pengamatan yang dilakukan oleh PNF, mutasi virus jenis D614G ada di daerah motif Antibody Dependent Enhancement (ADE).

Menurut Nidom, ADE merupakan desain atau sistem pertahanan dari aebuah virus ketika menjumpai sebuah antibody di dalam host.

"Jadi ketika virus corona ini mengetahui ada antibody di dalam tubuh seseorang, maka ADE ini berperan untuk menutup antibody dan antibody justru akan meningkatkan masuknya virus ke dalam sel," terang fouder PNF tersebut.

Dalam hal ini, antibody justru diajak kolaborasi dengan virus corona, agar virus tersebut bisa masuk dalam sel.

"Nah di dalam motif ADE tersebut ada jenis virus corona D614G itu tadi. Sekarang sedang kami analisis kemana arah virus kalau ada mutasi," urai Prof Nidom. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement