Politik Pilkada Serentak 2020

Pilkada Indramayu dan Bayang-Bayang Puncak Penyebaran Covid-19

Rabu, 09 September 2020 - 21:18 | 55.57k
Pasangan Daniel-Taufik mendaftar di KPU Indramayu. Saat mendaftar, mereka membawa ribuan massa pendukung dan relawan. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Pasangan Daniel-Taufik mendaftar di KPU Indramayu. Saat mendaftar, mereka membawa ribuan massa pendukung dan relawan. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada Serentak 2020

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Indramayu, memprediksi bulan November atau menjelang Pilkada Indramayu 2020 merupakan titik puncak atau outbreak penyebaran Covid-19.

Pesta demokrasi yang digelar 9 Desember itu dinilai rentan terjadi penyebaran virus corona.

Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Boni Koswara mengungkapkan, prediksi tersebut berdasar pada perhitungan epidemiologi Provinsi Jawa Barat. Puncak penyebaran Covid-19 di Kota Mangga diperkirakan terjadi pada November mendatang.

"Sedangkan pada November ada banyak agenda yang menimbulkan kerumunan orang seperti pelaksanaan Pilkada 2020 ini," ujar Deden, Rabu (9/9/2020).

Karenanya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu itu mengimbau masyarakat agar tetap patuh pada protokol kesehatan demi keselamatan bersama. Tidak terkecuali pada seluruh tahapan Pilkada Indramayu.

"Ini menjadi tantangan tersendiri bagi GTPP dalam mengendalikan penyebaran virus Covid-19," ujar Deden.

Sebada, Ketua Bawaslu Kabupaten Indramayu, Nurhadi juga menekankan penerapan protokol kesehatan dalam proses dan tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati.

Terlabih, dalam pantauan Bawaslu, proses pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati di KPU Indramayu, seluruh bapslon membawa serta massa dalam jumlah besar. 

Pendaftaran yang dilaksanakan pada 4-6 September 2020 lalu, empat bapaslon membawa ribuan pendukung dan relawan. Mereka mengantar jagoannya dari titik start hingga ke kantor KPU Indramayu, Jalan Soekarno Hatta. 

Dalam proses tersebut, KPU hanya mengijinkan 20 orang perwakilan dari masing-masing calon. Sedangkan ribuan pengantar sebagian kembali pulang, namun ada pula yang bertahan hingga proses pendaftaran selesai.

"Kami menyayangkan karena mereka tidak mengikuti arahan Mendagri untuk tidak membawa massa pendukung dalam jumlah banyak," ujar dia.

Berkaca dari fenomena tersebut, Nurhadi meminta agar semua pihak, terutama bapaslon untuk tidak mengulangi hal serupa pada proses dan tahapan Pilbup selanjutnya.

"Kami mengimbau agar bakal pasangan calon tidak mengerahkan massa lagi dan mematuhi protokol kesehatan pada tahapan berikutnya," ujar Nurhadi.

Seperti diketahui, pada 4 dan 6 September 2020 lalu, bakal pasangn calon bupati dan wamil bupati Indramayu mendaftarkan diri ke KPU Indramayu. Mereka membawa serta ribuan massa pendukung dan relawan. 

Empat bapaslon dalam Pilkada Indramayu tersebut ialah Muhamad Sholihin - Ratnawati dari koalisi partai Demokrat, PKB, Hanura, PPP dan PKS, Nina Agustina - Lucky Hakim yang diusung PDIP, Gerindra, Nasdem dan Perindo, Daniel Muttaqin - Taufik Hidayat dari Golkar, serta Toto Sucartono - Deis Handika dari jalur independen atau perseorangan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES