Glutera News

Waspadai Darah Kental, Ini Risikonya untuk Kesehatan

Rabu, 09 September 2020 - 19:24 | 140.13k
(FOTO: Glutera.com)
(FOTO: Glutera.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Umumnya penyebab penyakit jantung umumnya adalah penumpukan plak di arteri. Meski demikian, ada pula berbagai kondisi seperti hipertensi, obesitas, dan kadar kolesterol tinggi juga menjadi faktor tingginya risiko penyakit jantung (kardiovaskuler). Tidak hanya itu, darah kental uga disebut-sebut sebagai faktor yang juga membuat seseorang berisiko terkena penyakit jantung.

Memiliki darah kental (hiperkoagulabilitas) akan meningkatkan risiko Anda mengalami penggumpalan darah secara spontan. Tanpa penanganan yang tepat, penggumpalan darah yang tidak normal dapat menghambat aliran darah dan mengganggu berbagai fungsi organ tubuh. Hal ini kemudian dapat menimbulkan masalah kesehatan serius. 

Penggumpalan darah sebenarnya merupakan respons alami tubuh untuk menghentikan perdarahan dan menyembuhkan luka. Namun jika terjadi secara tidak normal, penggumpalan darah dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan, seperti emboli paru, penyakit jantung, deep vein thrombosis, stroke, trombosis arteri, dan gangguan ginjal.

Namun jika terjadi secara tidak normal, penggumpalan darah dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan, seperti emboli paru, penyakit jantung, deep vein thrombosis, stroke, dan gangguan ginjal.

Mengapa Orang yang Punya Darah Kental Berisiko Sakit Jantung?

Kondisi darah juga menjadi penentu stabilitas dan kesehatan fungsi jantung karena organ ini berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Jika kondisi darah bermasalah, kemungkinan besar aktivitas jantung juga akan terganggu. Salah satunya yang menjadi perhatian adalah kondisi darah kental (tebal).

Orang yang memiliki darah tebal berisiko tinggi mengalami serangan jantung atau stroke. Darah kental sendiri merupakan darah mengandung lebih banyak sel darah merah.

Tidak hanya sel darah merah, Harvard Health Publishing menyebutkan bahwa ketebalan darah (viskositas darah) juga dipengaruhi tingginya kadar lemak dalam darah dan peradangan kronis di dalam tubuh.

Jadi begini, darah yang normal akan mengalir lancar melewati pembuluh darah dan sampai ke jantung. Darah ini diibaratkan seperti air yang mengalir di dalam selang.

Sementara darah yang kental berisiko mengalir lebih lambat melewati pembuluh darah dan jantung. Jika dianalogikan, darah yang kental ini seperti madu yang melewati selang air.
Ketika aliran darah yang lambat tersebut bergerak, risiko untuk terjadi pengendapan semakin besar. Pada akhirnya, banyak gumpalan-gumpalan yang terbentuk.

Kondisi ini membuat banyak jaringan tubuh mengalami kekurangan oksigen serta nutrisi, termasuk jantung dan otot-ototnya. Efek dari darah kental inilah yang nantinya berisiko membuat seseorang mengalami gejala penyakit jantung, seperti sesak napas dan nyeri dada (angina).

Selain itu, darah kental membuat jantung harus bekerja ekstra untuk memindahkannya ke seluruh tubuh. Ini bisa membuat kesehatan jantung jadi menurun.

Ketahui Penyebab Darah Kental

Proses menggumpalnya darah melibatkan trombosit dan protein khusus yang disebut faktor pembekuan darah. Dalam kondisi normal, menggumpalnya darah ini terjadi ketika tubuh mengalami luka. Setelah penyembuhan luka selesai, gumpalan darah yang terbentuk ini akan hilang.

Namun, pada kondisi darah kental, gumpalan darah ini dapat terjadi meskipun tubuh sedang tidak mengalami luka. Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami darah kental, di antaranya:

• Faktor keturunan atau bawaan yang diturunkan dari orang tua.
• Obat-obatan tertentu, seperti obat hormonal, pil KB, tamoxifen, dan heparin.
• Gumpalan kolesterol di pembuluh darah akibat tingginya kadar kolesterol dalam darah.
• Memiliki penyakit tertentu, seperti sirosis, kanker, diabetes, radang pembuluh darah atau vaskulitis, penyakit jantung, sepsis, dan kelainan autoimun.
• Mengalami cedera, misalnya patah tulang di kaki.
• Obesitas.
• Memiliki kebiasaan hidup yang kurang sehat, misalnya merokok dan jarang berolahraga.

Selain beberapa hal di atas, ada juga beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya darah kenal, seperti harus berbaring lama setelah operasi, usia tua, dan kehamilan.

Jika sudah menimbulkan sumbatan pada aliran darah, darah kental yang rentan menggumpal ini dapat menyebabkan munculnya masalah kesehatan lebih lanjut. (*)

Edisi-Kamis-10-September-2020-glutera.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES