Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Peradaban Islam di Tengah Arus Modernisasi

Rabu, 09 September 2020 - 11:08 | 258.75k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Islam mengalami kemajuan di beberapa periode, dimulai dari periode klasik hingga periode modern. Pada zaman sekarang, tepatnya pada generasi milenial ini pastinya dampak globalisasi membawa peradaban yang kompleks, baik untuk manusianya sendiri, agama, dan budayanya.  

Sikap kaum muslim terhadap globalisasi terbagi menjadi golongan yang menolak secara mutlak modernisasi, golongan yang menerima modernisasi jika itu baik, dan golongan yang menerima modernisasi secara keseluruhan. Golongan yang menolak secara mutlak ini beranggapan bahwa modernisasi ini menyerap produk buatan dari Barat ditambah lagi dengan budayanya. Golongan kedua. Mereka menerima modernisasi dengan berbagai pertimbangan, dalam artian memilih mana yang baik dan mana yang berdampak buruk. Dan terakhir golongan yang menerima modernisasi tanpa memilih terlebih dahulu. 

Disusul dengan pendidikan islam yang diterapkan pada sekolah dan madrasah terus mengalami perubahan. Di zaman Rasulullah pada periode klasik cara menyampaikan sebuah materi dengan metode sederhana yakni dengan metode ceramah, diskusi (membentuk halaqah), tanya jawab dan lain sebagainya.  

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Berbicara mengenai peradaban mempunyai arti yakni hal yang menyangkut dengan sopan santun, budi pekerti, kebudayaan suatu bangsa, dan kemajuan kecerdasan bangsa lahir batin. Untuk memaknai kata “peradaban” dalam literatur bahasa Indonesia yang berarti aturan kesopanan atau tata krama.  Maka kata peradaban secara inheren dalam sistem ajaran islam adalah mengajarkan umat manusia untuk beradab dan berbudaya sesuai dengan kehendak Allah yang mengajari manusia dengan nilai-nilai kebaikan.

Semenjak teknologi, dan industri menguasai dunia menjadikan suatu pengaruh terhadap generasi muda islam seperti gaya negara-negara barat, timur-tengah dan negara lainnya. Hal tersebut membawa sebuah problematika peradaban islam bagi umat manusia diantaranya menurunnya nilai moral, khususnya pada anak muda Muslim. Dalam lingkungan pendidikan bisa dikontrol dengan adanya keberadaan guru, namun ketika diluar sikap mereka berbanding terbalik. Bisa jadi dapat pengaruh dari lingkungan luar. Kemrosotan nilai moral akan lebih nampak ketika mereka ada diluar sekolah atau madrasah.

Yang kedua adalah perubahan sosial. Adanya kemajuan yang disebabkan kecerdasan akal membawa manusia ingin mencoba hal-hal baru. Didukung dengan aspek ekonomi yang melejit di dunia industri membuat iman dan sikap kereligiusan pada manusia juga menurun. Pengaruh pada anak muda islam juga bisa dilihat dari perilaku konsumtif, cara berpakain yang tidak sesuai dengan islami dan terkikisnya nilai kekeluargaan serta gotong royong.

Yang ketiga, maraknya perseteruan aliran islam yang banyak macamnya. Pemaham dan doktrin tentang agama terus berkembang hingga menimbulkan kekhawatiran. Gerakan yang ada di organisasi masyarakat, dan gerakan yang berasal dari luar meskipun mereka menampakkan diri namun keberadaanya ada dimana-mana.  Mengingat di Indonesia memiliki empat imam mahdzab, dari sisi inilah perbedaan terus terjadi. Ditambah lagi lahir aliran baru yang sifatnya keras (radikal). Konflik juga terus bermunculan dari golongan-golongan umat muslim sendiri.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Istilah modernisasi sangat familiar dengan bangsa barat. Kata modernisasi berasal dari kata modern yang berarti terbaru, mutakhir, atau sikap dan cara berpikir yang sesuai dengan tuntunan zaman. Tetapi dari Nurcholis Madjid sendiri mergartikan, bahwa modermisasi hampir indentik dengan pengertian rasionalisasi, yaitu proses perombakan pola berpikir. Tata kerja lama yang tidak rasional diganti dengan tata kerja baru yang rasional.

Lalu bagaimana kedudukan Islam terhadap perubahan dan peradaban yang saat ini terjadi? Menurut Nurcholis Madjid dalam bukunya memaparkan bahwa dianjurkannya sekulerisasi dalam pengertian sosiologis, yakni memanfaatkan akal untuk menggali hal-hal yang bersifat duniawi sehingga secara efektif dapat berhasil guna bagi kesejateraan manusia. Abdurahaman Wahid juga memandang bahwa sekulerisasi adalah positif jika yang dimaksudkan adalah proses sosial yang mengarah pada penerapan nilai-nilai humanisme yang berbasis pada ajaran agama.

Untuk pendidikan moral untuk anak muda, seperti yang dijelaskan dalam Firman Allah surah Al-Anbiya: 107, “Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”. Sesuai dengan arus modernisasi ini pendidikan islam menampilkan dirinya sebagai pendidikan yang fleksibel, responsif, relevan, adil, demokratis dan dinamis. Tentunya dalam metode dalam penanaman dan pembentukan nilai moral yang baik akan sedikit ada pembaharuan. Kemudian saat ini, adanya penggabungan tentang sains dan islam dengan menampilkan pembuktian didalam Al-Qur’an. Diriwayatkan pula pada Hadist Nabi “Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia” (HR. Imam Bukhari). Disambung dengan sifat acuh tak acuh dikarenakan pengaruh globalisasi bisa diperbaiki dengan melatih anak muda Islam belajar peduli, sikap tanggap dan kesadaran sosial. 

Untuk perubahan sosial sendiri dapat dikaitkan pada sebuah Kultum Quraish Shihab mengatakan bahwa dari sebagian pakar untuk mewujudkan peradaban diperlukan tiga unsur yakni manusia, tanah atau wilayah, dan waktu. Elemen perekatnya dari ketiga unsur tersebut ialah agama dan nilai spiritualitas. Dalam pengamatan pula dari pakar, nilai-nilai spiritualitas atau agama selalu menyertai lahirnya sebuah peradaban. Pada intinya hubungan antara peradaban dan perubahan sosial di kembaikan kepada Al-Quran dan Sunnah, pelu diletakkan dalam konteks menjawab tantangan zaman. 

Untuk menghadapi banyaknya aliran, terutama di Indonesia telah diriwayatkan pada hadist Nabi, “Wajib bagi sekalian berpegangan teguh dengan sunnahKu dan sunnah Khulafa ar-Rasyidin (khalifah yang mendapat petunjuk). Berpegang teguhlah kamu sekalian dengannya”. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah). Untuk menyikapinya perlu ditanamkan pada diri sendiri bahwa belajarlah dari ulama uang ilmunya dapat dipertanggung jawabkan. Kejelasan keilmuannya jelas sampai kepada sahabt dan Rasul. Hadist rasulullah adalah tafsiran dan aplikasi dari Al-Quran. Selanjutnya, tidak boleh mengkafirkan sesama muslim terlebih tidak ada buktinya. Berhati-hatilah dengan kelompok yang mengaku beragama islam, pandai-pandai memfilter suatu kajian. Terkadang dari situ terdapat unsur yang menjerumuskan. Seorang muslim harus berlaku adil bahkan terhadap orang kafir. Terhadap orang kafir pun tidak boleh menyakiti. Maka mengingat lagi bahwa Islam diturunkan untuk tidak menjadi sebuah gerakan.

Banyak diantara mereka mempromosikan Islam sebagai sumber perdamaian. Islam bukanlah ancaman bagi peradaban lain. Perlu kesadaran pada generasi muda muslim muslimah untuk senantiasa belajar dan berkarya. Memberikan perubahan yang lebih baik dan berperan menciptakan peradaban dan membumikan nilai-nilai islam pada setiap hal. Membaca sebuah perkembangan di masa yang akan datang, khususnya tentang peradaban Islam. Kebangkitan yang diwarnai dengan pemikiran-pemikiran filososfis, metodologis dalam rangka pembaharuan di masa kontemporer. Tantangan bagi peradaban islam adalah liberalisme, hedonisme, komunisme, dan kapitalisme yang cenderung mendewakan rasionalitas tanpa moralitas agama.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES