Kopi TIMES

Prof Abdul Malik Fadjar dan Cita Rasa Manajemen

Selasa, 08 September 2020 - 12:13 | 103.12k
Drs Soeparto MPd. Dosen FKIP UMM
Drs Soeparto MPd. Dosen FKIP UMM

TIMESINDONESIA, MALANG – Tanpa terasa genap 32 tahun (September 1988 sampai dengan September 2020) saya bersama Prof Abdul Malik Fadjar. Pada Periode kedua sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Jadi komunikasi dan interaksinya antara Dosen dan Rektor yang dilanjutkan sebagai Badan Pembina Harian. 

Sudah tentu banyak catatan dan kenangan yang tertata dari serpihan-serpihan ujaran, arahan, dan bimbingan serta keteladanan. Terakhir itu yang menonjol; keteladanan bagaimana bekerja dan mengelola pekerjaan.

Di saat UMM masih belia, jumlah dosennya baru sekitar 100-2an orang. Setiap Jum’at malam senantiasa diadakan pengarahan mingguan. Pada kesempatan itulah beliau berpesan kalau ingin melihat hasil dari pekerjaan, maka lakukan dengan penuh komitmen; hindari kerja setengah hati. Pekerjaan ditekuni dan di-“thongkrongi” bukan di-sambi ke sana dan kemari.  

Nasihat itu benar-benar diteladankan beliau dalam tugas sehari-hari. Di  tahun 1990an, jadwal kuliah UMM dimulai jam 06.30 sampai dengan 21.00 WIB. Biasanya jam 06.15 beliau sudah berada di kantor yang berada persis di depan pintu gerbang Kampus II. 

Hanya dengan melirik ke kanan sudah terlihat siapa dan bagaimana orang yang masuk kampus. Baru ada 3 atau 4 orang dosen yang bawa mobil; sebagian besar  bersepeda motor bahkan banyak juga yang naik angkutan umum: bemo. 

Gaya turun dari bemo juga beragam; ada yang santai sambil melempar senyum ke Satpam, namun ada juga yang tergopoh-gopoh karena datang terlambat. Bahkan suatu saat ada dosen wanita yang baru turun, namun harus balik ke bemo sambil berteriak ke sopir karena tasnya tertinggal. 

Menjelang pulang ke rumah jam 14.00 biasanya beliau menyempatkan diri lihat-lihat ruang kelas dan kantor-kantor lainnya untuk menyapa dan memastikan kegiatan berjalan lancar. Tetapi sebelum beranjak dari tempat duduk, ada satu teladan yang menarik. Beliau hampir tidak pernah meninggalkan meja kerja sebelum semuanya beres. 

Saat ditinggalkan, di atas meja senantiasa bersih. Surat masuk sudah didisposisi. Surat keluar sudah ditandatangani. Kalau ada yang perlu dipelajari lebih lanjut, dibawa pulang dibaca di mobil atau di rumah saat “ngebul” sambil “leyeh-leyeh.” 

Jam 16.00 beliau sudah masuk kantor lagi karena kuliah malam berakhir jam 21.00. Menjelang perkuliahan berakhir sering kali pimpinan UMM koordinasi di Ruang Rektor sambil menikmati pisang rebus dan ketela goreng. Makanan ringan kesukaan beliau. Termasuk Pembantu Rektor I, Prof Dr Imam Suprayogo dan Purek III, Prof Dr Muhadjir Effendy, MAp yang ada Kampus I. 

Kegiatan “nongkrongi” seperti itu rutin dilakukan. Jadi tidak heran kalau memahami betul seluk beluk “titian” kampus. Kelemahan bisa diketahui untuk diatasi walau kadang tak semudah menghitung jari. 

Setidak-tidaknya tak membesar dan membakar institusi. Bahkan potensi masalah pun dapat diantisipasi. Dengan berkurangnya turbulensi, baru digerakkan inovasi. Begitulah salah satu gaya manajerial beliau. 

Kebiasaan itu mau tidak mau juga menjalar ke bawah dengan beda pola. Saat itu Ketua Jurusan yang juga dosen harus merangkap  tenaga administrasi bahkan, atas kemauan sendiri, sebagai cleaning service. 

Kami memilih membersihkan kantor sendiri saat mahasiswa sudah pulang di atas jam 21:00. Kalau dibersihkan petugas, mereka mengepel lantai dengan minyak tanah. Baunya menyengat dan mengganggu pernafasan. Sesuai saran teman-teman di kantor, kami bersihkan sendiri dengan pewangi lantai: Axi Triguna. Dulu ada; tidak tahu sekarang ke mana.  

Sekitar jam 23.00 terdengar berisik di tempat  parkir. Tanda koordinasi berakhir. Kami pun siap-siap ngacir meninggalkan Prof Abdul Malik Fadjar sendirian. (*)

*) Penulis adalah Drs Soeparto MPd. Dosen FKIP UMM.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES