Kopi TIMES

Sereh Wangi Sugih Mukti, Secercah Harapan Meraih Kesejahteraan

Selasa, 08 September 2020 - 21:01 | 313.15k
Letnan Kolonel Inf Andik Siswanto, S.I.P, M.I.pol, Dandim 0617/Majalengka
Letnan Kolonel Inf Andik Siswanto, S.I.P, M.I.pol, Dandim 0617/Majalengka

TIMESINDONESIA, MAJALENGKAPROGRAM Sereh wangi Sugih Mukti merupakan wujud dari Visi dari Kabupaten Majalengka yang RAHARJA (Religius Adil Harmonis Sejahtera)

Visi yang diusung rakyat Majalengka bukan hanya sekedar slogan, namun berakar dari cita-cita yang luhur yang lahir dari latar belakang agama, budaya, sosial kemasyarakatan dan kondisi obyektif Kabupaten Majalengka yang telah dianugerahi berbagai potensi yang sangat prospektif baik dari segi wilayah, kondisi sumber daya alam serta sumber daya manusia yang senantisa terus digali dan dikembangkan untuk satu tujuan yang tercermin dalam bingkai visi menjadi Majalengka yang RAHARJA (Religius, Adil, Harmonis dan Sejahtera).

Kondisi Geografis Majalengka terbagi dalam 3 zona daerah yaitu : daerah pegunungan dengan ketinggian 500-857 m di atas permukaan laut dengan luas 482,02 Km² atau 40,03 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka; daerah bergelombang/berbukit dengan ketinggian 50-500 m di atas permukaan laut dengan luas 376,53 Km² atau 31,27  persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka dan daerah daratan rendah dengan ketinggian 19-50 m di atas permukaan laut dengan luas 345,69 Km² atau 28,70  persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka.

Kondisi ini memungkinkan tumbuh suburnya potensi sumber daya alam yang melimpah seperti sayuran, buah buahan, pangan juga sektor pariwisata. Daerah dataran rendah yang rata ditunjang dengan posisi yang sangat strategis sebagai wilayah penghubung 4 Kabupaten yakni Sumedang, Indramayu, Cirebon dan Kuningan, sangat cocok dikembangkan menjadi kota bisnis dan industri, sehingga tidak heran kalau Pemerintah Provinsi Jawa Barat melirik Majalengka sebagai salah satu prioritas pembangunan infrastruktur untuk menompang percepatan pembangunan, termasuk mega proyek pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat yang akan dibangun di Kecamatan Kertajati, serta sentra untuk relokasi berbagai industri dan konsep pengembangan Kertajati Aero City yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas seperti pemukiman, universitas, rumah sakit, pusat perbelanjaan, bussines center, resort, sarana hiburan dan rekreasi.

Kondisi obyektif ini akan mendongkrak percepatan pembangunan secara signifikan, sehingga Majalengka dituntut berbenah diri untuk menselaraskan dan mensinergikan dengan percepatan pembangunan tersebut secara lebih komprehensif meliputi pembangunan SDM, Infrastruktur, ekonomi kerakyatan berbasis Agribisnis serta industri kecil dan menengah dan berbagai bidang lainnya, termasuk bidang pemerintahan untuk terciptanya sistem birokrasi yang baik, profesional, bersih dan akuntabel sehingga dapat meningkatkan pelayanan umum berdasarkan standar pelayanan minimal sebagai salah satu misi untuk meraih kepercayaan publik sehingga pemerintah dengan rakyat seiring dan berjalan untuk bersama-sama mewujudkan Visi Kabupaten Majalengka yang RAHARJA.

Di masa pandemi Covid 19 ini, kita tidak boleh menyerah dengan keadaan seperti ini, masyarakat Majalengka harus Bersama-sama melawan Covid 19, tetap berkarya dan produktif untuk mewujudkan Visi kabupaten Majalengka. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Bupati Majalengka adalah membentuk tim pengendalian dan pemulihan ekonomi yang diarahkan pada upaya pemberdayaan sektor UMKM dengan bantuan fasilitasi dan membackup permodalannya. Serta mendorong para petani Majalengka untuk memberdayakan lahan dengan mendiversifikasikan tanaman dan memanfaatkan lahan kritis menjadi produktif. Sektor pertanian merupakan zona paling kecil yang terkena dampak covid 19,oleh karena itu kekuatan ekonomi harus berada pada sektor pertanian.

Kodim 0617/Majalengka sebagai satuan komando kewilayahan, tidak tinggal diam melihat kondisi seperti itu, sebagai salah satu upaya untuk mendukung program pemerintah setempat, muncul suatu ide dan gagasan terobosan baru yaitu Program Sereh Wangi Sugih Mukti. Program ini merupakan implementasi untuk mewujudkan visi dari Kabupaten Majalengka Religius, Adil, Harmonis dan Sejahtera tersebut. Program ini yaitu dengan memanfaatkan lahan kritis atau yang tidak produktif dijadikan menjadi lahan produktif menuju ekonomi kerakyatan.

Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils atau volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal dari daun,bunga,kayu,biji-bijian bahkan putik bunga. Setidaknya ada 200 jenis minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis di antaranya dapat diproduksi di Indonesia salah satunya adalah Sereh Wangi. Sereh wangi dengan nama latin Cymbopogon nardus (L.), dia bisa tumbuh di lahan dataran rendah atau dataran tinggi, di lahan yang tandus kurang air atau tanah yang lembab, di bawah tegakan ataupun di ruang terbuka. Dia bisa bertahan dari kekeringan. Hewan ternak maupun hewan liar tidak suka dengan sereh wangi. 

Indonesia memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dengan PDB sekitar 14 persen berasal dari pertanian dan lebih dari 40 persen tenaga kerja dipekerjakan di sektor pertanian dengan pertumbuhan GDP sekitar 5 persen / tahun.

Tanah sebagian besar subur, dengan lingkungan tropis lembab menyediakan curah hujan dan sinar matahari sangat mendukung untuk produksi tanaman.

Berdasarkan produksi rempah-rempah dan minyak essential yang sangat beragam, pendapatan ekspor minyak atsiri, ekstrak alami, turunan dan isolat diperkirakan sekitar US $500 juta/tahun.

Minyak astiri Indonesia merupakan produsen ketiga dunia setelah China dan Vietnam. Dari 200 spesies di dunia 40 jenis minyak atsiri ada di Indonesia.

Total kapasitas produksi minyak atsiri Indonesia 6.000 Ton/tahun dengan jumlah pelaku usaha mencapai 3.000 usaha. Nilai komoditi ekspor minyak atsiri pada Juli 2017 : $413M.

Minyak sereh wangi diperoleh dari daun dan batang. Minyak ini digunakan secara luas sebagai sumber bahan kimia pewangi seperti sitronelal, sitronelol, dan geraniol.

Zat kimia ini banyak digunakan dalam industri sabun, parfum, kosmetik dan penyedap rasa di seluruh dunia. Adapun beberapa manfaat di antaranya, yaitu:

1. Vegetasi konservasi yaitu Potensial untuk mencegah terjadinya bencana alam erosi tanah,

2. Merehabilitasi lahan-lahan kritis.

3. Batang dan daun sebagai pengusir nyamuk (Obat nyamuk semprot).

4. Minyak sereh wangi sebagai bahan Bio-additif bahan bakar minyak. Sumber bahan pewangi kimiawi : sabun, wewangian, kosmetik dan industri penyedap rasa di seluruh dunia.

Indonesia adalah produsen utama sereh wangi, tetapi sebagian besar diambil oleh pasar domestik, bukan untuk ekspor.

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri yang cukup penting di dunia, bahkan untuk beberapa komoditi menguasai pangsa pasar dunia seperti minyak nilam dengan kontribusinya 90 persen dan minyak cengkeh sebesar 60 persen.

Prospek ekspor komoditi ini (Minyak Sereh Wangi) ke depannya sangat menjanjikan seiring dengan semakin tingginya permintaan terhadap flavor/fragrance dunia.

Rencana pengembangan produksi sereh wangi, meliputi beberapa tahap,yaitu :

1. Memperluas areal penanaman sereh wangi untuk meningkatkan kapasitas produksi, dengan memberdayakan masyarakat atau bermitra dengan para petani.

2. Memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada para petani/masyarakat mengenai metode penanaman sereh wangi agar mencapai hasil yang di inginkan.

3. Pengadaan mesin produksi yang modern ( steam destilation) untuk meningkatkan mutu dan kapasitas produksi.

4. Memperluas jaringan pemasaran dengan memanfaatkan tren media sosial.

5. Membangun laboratorium minyak atsiri untuk mendiversifikasi sereh wangi.

6. Pengembangan pupuk organik dengan bahan dasar minyak sereh wangi.

7. Pengajuan sertifikat organik untuk meningkatkan kualitas produk dengan harga jual yang lebih tinggi.

Analisis dampak dan risiko usaha Sereh wangi  sendiri adalah:

1. Terhadap masyarakat: a. Menjadi mitra tani sereh wangi; b. Mengurangi angka pengangguran; c. Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar.

2. Terhadap lingkungan: a. Menghijaukan lahan kritis/lahan tidak produktif; b. Mencegah erosi lahan miring( lereng); c. Mengurangi hama terutama nyamuk,tikus dan babi hutan.

3. Risiko usaha: a. Sistem bagi hasil dan bantuan dengan petani sehingga ada rasa memilikil; b. Tanaman sereh wangi relative tahan cuaca dan tidak disukai hewan pengganggu; c. Penanaman terjadwal agar bisa dilakukan panen setiap hari pada masanya.

Itulah secercah harapan menuju kesejahteraan untuk mewujudkan Bersama Kabupaten Majalengka yang RAHARJA. SEREH WANGI SUGIH MUKTI

***

 

Oleh:) Letnan Kolonel Inf Andik Siswanto, S.I.P, M.I.pol, Dandim 0617/Majalengka

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES