Peristiwa Daerah

Penelitian Tim UIN Maliki Malang, Kalimetro Positif Tercemar Mikroplastik

Selasa, 08 September 2020 - 20:54 | 141.26k
Ilustrasi membuang sampah di sungai. (Foto: Pixabay)
Ilustrasi membuang sampah di sungai. (Foto: Pixabay)

TIMESINDONESIA, MALANGEnvironmental Green Society UIN Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki Malang) berpartisipasi dalam penelitian peduli lingkungan bersama dengan Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation) dan TCC (Trash Control Community) UIN Sunan Ampel Surabaya pada 5-6 September 2020.

Seluruh Tim Peneliti melakukan patroli lingkungan di Kota Malang, salah satunya daerah Kalimetro. Sampah domestik banyak yang menumpuk pada permukaan Kalimetro. Kondisi tersebut tak terlepas dari aktivitas masyarakat sekitar, sebab mereka banyak yang membuang sampah ke aliran tersebut.

Tim Peneliti melakukan kegiatan Brand Audit ditujukan untuk mengidentifikasi dominasi sampah plastik berdasarkan produsennya.

"Hasil kegiatan Brand Audit ditemukan 5 merek produsen terbesar dari 132 sampah plastik di bibir Kalimetro, Joyosuko, Kota Malang. Kami menemukan banyak sampah dari kemasan sachet," jelas Imam Muzammil sebagai salah satu peneliti di Environmental Green Society UIN Maliki Malang.

Dengan kondisi sungai yang semakin tercemar karena sampah, Tim Peneliti langsung melakukan Rapid Assesment for Microplastic Contamination (penilaian cepat untuk kontaminasi mikroplastik), Senin (7/9/2020).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut Sungai Kalimetro dinyatakan positif mengandung mikroplastik. Tim Peneliti telah menemukan 21 mikroplastik dalam 100 liter air di Kalimetro. Dari uji laboratorium untuk sampel air di Kalimetro dan Sungai Brantas, semuanya mengandung mikroplastik dari jenis fiber, filamen dan film.

"Hal ini membuktikan bahwa sampah-sampah plastik yang ada di bantaran sungai telah terdegradasi menjadi mikroplastik dan ini sangat berbahaya apabila masuk ke tubuh manusia," ungkap Rahmania sebagai salah satu mahasiwa dari UIN Sunan Ampel Surabaya

Oleh sebab itu, Kalimetro perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk membuat Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di setiap desa.

Tim peneliti dari UIN Maliki Malang menyarankan pemerintah perlu melakukan sosialisasi pemilahan sampah kepada setiap individu dan mendorong produsen untuk bertanggung jawab terhadap pengolahan produknya. Lalu, pemerintah perlu lakukan patroli sampah guna mengurangi pemakaian sampah sekali pakai. (*)

Edisi-Rabu-9-September-2020-Kalimetro-Tercemar-Mikroplastik.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES