Peristiwa Internasional

Raja Salman Minta AS Berikan Solusi yang Adil Buat Palestina

Selasa, 08 September 2020 - 09:01 | 35.38k
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz. (FOTO: Bandar Al-Jaloud/Istana Kerajaan Saudi melalui AFP/BBC)
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz. (FOTO: Bandar Al-Jaloud/Istana Kerajaan Saudi melalui AFP/BBC)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Uni Emirat Arab telah menormalisasi hubungannya dengan Israel setelah ditengahi Amerika Serikat, namun ada permintaan yang sangat penting, yakni harus ada solusi yang adil buat Palestina. Permintaan itu disampaikan Raja Salman bin Abdulaziz, Raja Arab Saudi saat berbicara langsung lewat sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Senin (7/9/2020).

Raja Salman, seperti dikutip BBC dari kantor berita kerajaan Arab Saudi, mengatakan kepada Trump, bahwa negara Teluk ingin melihat solusi yang adil dan permanen untuk Palestina. Karena itu adalah titik awal untuk Prakarsa Perdamaian Arab tahun 2002.

Uni Emirat Arab adalah negara Arab ketiga setelah Mesir dan Yordania yang sedang menormalisasi hubungannya dengan Israel .

Raja Salman menghargai upaya Amerika Serikat dalam mendukung perdamaian ini. Tetapi Saudi ingin melihat solusi yang adil dan permanen untuk masalah Palestina berdasarkan Inisiatif Perdamaian Arabnya.

Dengan proposal tersebut, negara-negara Arab menawarkan hubungan normalisasi dengan Israel dengan catatan ada imbalan kesepakatan kenegaraan dengan Palestina serta penarikan penuh Israel dari wilayah yang direbut dalam perang Timur Tengah 1967.

Arab Saudi, tempat kelahiran Islam dan situs tempat suci paling suci, tidak mengakui Israel. Namun, setelah hubungan normalisasi tercapai kerajaan Arab Saudi akan mengizinkan penerbangan antara UEA dan Israel, termasuk dengan pesawat Israel, untuk menggunakan wilayah udaranya.

"Trump juga menyambut baik keputusan Raja Salman itu. Keduanya lantas membahas juga tentang keamanan regional," kata seorang juru bicara Gedung Putih.

Penasihat Gedung Putih, Jared Kushner yang juga menantu Trump berharap negara Arab lainnya menormalkan hubungan dalam beberapa bulan ke depan.

Sejauh ini belum ada jawaban dari negara Arab lain yang mempertimbangkan mengikuti jejak UEA. Mesir dan Yordania menormalisasi hubungannya dengan Israel sejak  beberapa dekade lalu.

Putra Raja Salman, Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Kushner juga membahas perlunya Palestina dan Israel melanjutkan negosiasi dan mencapai perdamaian abadi.

Kesepakatan UEA-Israel itu dikutuk oposisi Palestina "sebagai tikaman di belakang".

Hari Minggu lalu, para pemimpin gerakan Hizbullah Lebanon dan kelompok Hamas Palestina bertemu untuk membahas dorongan AS untuk normalisasi diplomatik.

Kepala Hamas, Ismail Haniya dan Hassan Nasrallah, kepala gerakan Syiah Hizbullah yang didukung Iran, menekankan stabilitas dari poros perlawanan terhadap Israel. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES