Pendidikan

Direktur Smart Foundation: Jago Sinau jadi Terobosan untuk Pemerataan Pendidikan di Lamongan

Selasa, 08 September 2020 - 08:35 | 104.85k
Direktur Smart Foundation, Deddi Nordiawan, saat menjadi pemateri dalam sosialisasi program Jago Sinau. (FOTO: Dinas Pendidikan Lamongan for TIMES Indonesia)
Direktur Smart Foundation, Deddi Nordiawan, saat menjadi pemateri dalam sosialisasi program Jago Sinau. (FOTO: Dinas Pendidikan Lamongan for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Direktur Smart Foundation, Deddi Nordiawan menyebut bahwa program Jago Sinau yang dicetuskan oleh Dinas Pendidikan Lamongan tidak hanya menjadi solusi untuk pelaksanaan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), namun sekaligus menjadi sebuah terobosan untuk pemerataan pendidikan di Lamongan, Jawa Timur.

Menurut Deddi, hal itu dikarenakan para guru yang berpartisipasi untuk menyampaikan materi yang diunggah oleh aplikasi Jago Apa, sebuah aplikasi milik Smart Foundation yang mendukung program Jago Sinau, adalah para guru pilihan dan telah terverifikasi oleh Dinas Pendidikan Lamongan.

"Guru yang berpartisipasi ini sudah terverifikasi oleh dinas pendidikan, sudah dipilih guru yang bagus. misalnya guru matematika, guru matematika se-Lamongan ini banyak, tapi dipilih yang bagus," kata Deddi, Senin (7/9/2020).

Dengan demikian, seluruh siswa yang berada di wilayah Lamongan manapun memiliki kesempatan yang sama untuk diajar oleh guru yang telah terverifikasi Dinas Pendidikan, melalui aplikasi Jago Apa yang menjadi partner program Jago Sinau.

"Nah nanti guru aslinya itu mengontrol dan menjelaskan tambahan kalau anaknya ada pertanyaan," tuturnya.

Agar dapat tercapai pemerataan pendidikan tersebut, kata Deddi, Smart Foundation akan menyebar relawan-relawan ke 27 kecamatan di Lamongan untuk mengedukasi para guru, orang tua serta para siswa terkait program Jago Sinau dan penggunaan aplikasi Jago Apa.

“Ada 83 ribu siswa SD dan SMP di Lamongan. Saya pinginnya semua merasakan (Jago Sinau) ini,” ucapnya.

Selain mendukung pemerataan pendidikan, aplikasi Jago Apa juga lebih hema paket data internet jika dibandingkan belajar daring menggunakan aplikasi yang sifatnya video conference. Hal itu disebabkan lantaran pembelajaran daring melalui video conference membutuhkan bandwidth download dan upload.

"Misalnya kita pakai Zoom, kan saya harus men-download videonya guru dan pada saat bersamaan saya meng-upload video saya. Jadi pada saat bersamaan bandwidth download dan upload-nya harus tinggi. Nah kita mengatasi ini, dengan daringnya itu melalui aplikasi JagoApa, jadi dia nggak perlu upload, tapi hanya download untuk ketemu guru yang terverifikasi Dinas Pendidikan itu tadi Jadi kebutuhan kuota internetnya itu jauh lebih ringan, karena hanya butuh data download, yang membuat berat itu karena uploadnya itu," ucap Deddi.

Dengan demikian, program Jago Sinau yang dicetuskan oleh Dinas Pendidikan Lamongan berkolaborasi dengan aplikasi Jago Apa milik Smart Foundation, dapat menjadi solusi berbagai persoalan yang ditemui dalam penerapan PJJ. "Jadi ini mengatasi banyak hal, keterbatasan bandwidth, keterbatasan gadget hingga keterbatasan guru yang saat ini kebingungan menggunakan PJJ," ucap Deddi. (*)

Edisi-Selasa-8-September-2020-direktur-smart-foundation-jago-sinau-jadi-terobosan-untuk-pemerataan-pendidikan-di-lamongan.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES