Darurat Sampah Plastik di Gresik, Mahasiswa Surati Bupati Sambari

TIMESINDONESIA, GRESIK – Pengendalian sampah plastik di Kabupaten Gresik Jawa Timur kurang maksimal. Hal ini membuat sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Trash Control Community (TCC) menyurati Bupati Gresik Sambari Halim Radianto.

Bahkan, mahasiswa tersebut ke kantor bupati dengan memakai rompi berwarna oranye serta sapu lidi sebagai bentuk protes. Di dalam suratnya, mahasiswa tersebut menyampaikan lima usulan terkait pengendalian sampah plastik di Kota Pudak. 

"Temuan kami membuktikan bahwa pemkab Gresik gagal kendalikan timbunan sampah plastik, terutama di bengawan solo dan Brantas Hilir," kata Ziadatur Rizqiah koordinator research TCC.

Lebih lanjut Mahasiswi Prodi Biologi UINSA Surabaya ini menjelaskan bahwa selama Bulan Agustus dilakukan inventarisasi timbulan sampah di Bengawan Solo kecamatan Bungah, Sidayu dan Ujungpangkah.

Sedangkan untuk wilayah Brantas sampling dilakukan di Wringinanom dan Driyorejo dan ditemukan lebih dari 54 timbulan sampah disempadan sungai. "Sempadan sungai adalah daerah lindung dan ada larangan keras menjadikan sempadan menjadi tempat sampah," ungkap Ziadatur. 

Lebih lanjut mahasiswi asal sidayu ini mengusulkan agar Bupati Gresik memprioritaskan penanganan sampah plastik dengan membentuk relawan pengontrol timbulan sampah plastik.

Kemudian, opsi selanjutnya adalah memberlakukan patroli sungai serta membuat regulasi pengurangan penggunaan plastik sekali pakai seperti tas kresek, botol minum plastik, sachet, sedotan dan styrofoam.

"Kondisi sampah plastik di Kabupaten Gresik mengkhawatirkan karena kami juga menemukan kontaminasi mikroplastik dalam udang dan ikan yang sering dikonsumsi warga," ujar Qiah, panggilan akrabnya usai berkirim surat ke Bupati Gresik Sambari Halim perihal penanganan sampah plastik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement