News Commerce

Home Industri Jamu Instan VioLink Tembus Hingga Luar Negeri

Selasa, 01 September 2020 - 06:25 | 142.39k
Diana Dwi Wahyuni (42) pemilik usaha Jamu Instan VioLink, Rabu (26/8/2020) (Foto: Mery Cahyani/TIMES Indonesia)
Diana Dwi Wahyuni (42) pemilik usaha Jamu Instan VioLink, Rabu (26/8/2020) (Foto: Mery Cahyani/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Berawal iseng untuk diminum sendiri, Diana Dwi Wahyuni (42) kini menjadi seorang pelaku UMKM sukses di bidang minuman herbal. Produk jamu instan dengan merk VioLink miliknya tak hanya laris di Indonesia tapi juga laku hingga luar negeri.

Diana mengatakan, usaha yang diirntisnya sejak 2016 dimulai dengan membuat jahe instan sebagai minuman herbal yang bisa menghangatkan tubuh. Mulanya ramuan jamu yang dibuatnya hanya dikonsumsi oleh keluarganya.

Jamu Instan VioLink 2

Pujian dari keluarga yang mengatakan jamu buatannya enak membuatnya berani memasarkan di tetangga dan kenalan di wilayah Kota Malang, Jawa Timur. Tak diduga, jahe buatannya disuka dan banyak yang ingin memesan ulang. 

Berawal dari itu, Diana bertekad untuk mengembangkan usaha jamu dari bahan baku jahe tersebut dengan skala produksi yang lebih besar.

“Sebelumnya ya saya konsumsi sendiri, karena saya kan penderita hipertensi dan kolesterol juga. Jadi saya tahu manfaat dari jamu-jamu yang saya buat. Dan akhirnya saya terbesit untuk membuka usaha ini. Yang awalnya hanya satu varian produk, sekarang Alhamdulillah sudah 8 varian,” tuturnya saat ditemui TIMES Indonesia di rumahnya, Rabu (27/8/2020).

Jamu yang diproduksi pun diberi label VioLink. Beberapa varian Violink yang dipasarkan bervariasi seperti Jahe Merah, Jalakuser (jahe, kunyit, temulawak, serai), Kejawung (kencur, jahe, kedawung), Kunyit Temulawak, Kunyit Putih, Bawang Hitam, dan manisan kencur.

Perlahan namun pasti, jamu Vio Link mulai dikenal masyarakat. Pada akhir tahun 2018, Diana memutuskan untuk memasarkan jamunya melalui e-Commerce dengan ikut bergabung ke Indonesia Mall yang merupakan platform e-Commerce yang dimiliki Bank BRI.

“Ya tiap hari permintaan jamu selalu ada. Karena melalui Indonesia Mall, sekarang jadi banyak yang tahu jamu VioLink ini,” ungkapnya.

Untuk memperluas penjualannya Diana menggunakan sistem reseller. Penjualan jamunya tidak hanya di Kota Malang dan sekitarnya saja, tetapi juga Balikpapan, Pontianak, bahkan saat ini jamu VioLink diekspor hingga ke luar negeri seperti Hongkong dan Arab Saudi.

Dirinya mengakui bahwa di masa pandemi ini mendapatkan berkah berkali lipat di banding sebelumnya. Orang banyak mengkonsumsi jamu demi badan bugar dan sehat.

“Seperti tiga bulan kemarin itu omzet saya bisa sampai 12 juta per bulan,” ungkapnya.

Namun, Diana juga mengngkapkan keluhannya, dalam kondisi pandemi ini bahan baku pembuatan jamu menjadi mahal dan langka di pasar. Ongkos produksi yang naik, juga memengaruhi kemampuan produksinya. “Penjualannya memang banyak, tapi penghasilannya yang menurun, karena kan bahan-bahan pada naik semua,” ucapnya.

Diana berharap usaha jamu instan VioLink yang sudah dirintis dan tengah dijalaninya ini bisa terus berkembang dan bermanfaat bagi orang banyak. “Harapannya banyak orang yang bisa mengonsumsi jamu herbal ini, dan usaha saya dapat berkembang lagi, tetap menjaga kualitas dan pemasarannya juga lebih luas lagi,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES