Peristiwa Daerah

Rumah Suling Minyak Sereh Wangi, Sarana Asimilasi Eks Napi di Banyumas

Senin, 24 Agustus 2020 - 16:42 | 147.00k
Pembuatan minyak sereh di Patikraja, Banyumas. (FOTO: Sutrisno/TIMES Indonesia)
Pembuatan minyak sereh di Patikraja, Banyumas. (FOTO: Sutrisno/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUMAS – Balai Pemasyarakatan (Bapas) kelas II Purwokerto bekerjasama dengan kelompok masyarakat (Pokmas) dalam hal ini Kelompok usaha Dewara Nusa Jaya membuka rumah Suling minyak sereh wangi di Desa Kedungrandu, Patikraja, Kabupaten Banyumas pada Senin (24/8/2020) pukul 12.30 WIB.

Rumah Suling itu dibuka dengan tujuan memberi kesempatan kepada para klien (eks narapidana) untuk bisa mengembangkan potensi diri agar asimilasi dan integrasi di tengah-tengah masyarakat berjalan baik. Ini juga dalam rangka menghilangkan stigma negatif masyarakat terhadap eks narapidana yang sudah bebas.

Pembuatan-minyak-sereh-2.jpg

Mengingat Bapas mempunyai kewajiban membimbing dan mengawasi para klien selama asimilasi para klien tersebut, maka kerjasama dengan kelompok masyarakat (Pokmas) yang peduli terhadap klien sangat dibutuhkan.

Kiprah Koperasi Dan UMKM di Kabupaten Banyumas di Masa Pandemi Covid 19 Kepala Bapas kelas II Purwokerto Edy Suwarno menjelaskan, program pembukaan rumah Suling penghasil minyak sereh wangi itu sebetulnya sudah berjalan beberapa bulan.

"Program ini sudah berjalan beberapa bulan, tapi karena adanya covid 19 banyak asimilasi yang gagal,"terangnya kepada media seusai membuka rumah Suling itu.

Agar program asimilasi dan integrasi itu tidak gagal, kata Edy Suwarno, pihaknya meminta dukungan dari kelompok-kelompok masyarakat yang peduli untuk ikut membantu Bapas dalam membina dan mengawasi para klien tersebut.

"Kami mohon dukungan kepada masyarakat agar program asimilasi dan integrasi para klien berhasil, seperti dukungan hari ini dengan Pokmas  Dewara Nusa Jaya untuk membuka rumah suling, saya harap stigma negatif masyarakat terhadap klien bisa hilanglah,"ungkapnya.

Pembuatan-minyak-sereh-3.jpg

Untuk rumah Suling tersebut lanjut Edy Suwarno, akan dipekerjakan 12 klien. Kenapa baru 12 klien yang diberi pelatihan di rumah suling, kata Edy Suwarno, karena pihaknya kesulitan untuk menghubungi klien karena mereka berada di rumahnya masing-masing.

"Memang kami kesulitan menghubungi mereka karena para klien ini sudah berada di rumahnya masing-masing, beda dengan warga binaan yang masih di lapas," tandasnya.

Sedangkan lahan yang digunakan untuk rumah suling di desa Kedungrandu itu, kata Edy Suwarno, menggunakan tanah milik Lapas seluas 3,6 hektar. "Lahan seluas 3,6 hektar ini sudah lama terbengkalai, sehingga kami manfaatkan untuk program kemandirian Bapas,"imbuhnya.

Sementara Pokmas Dewara Nusa Jaya, Wahyu Nur Hidayat mengatakan, untuk tahap awal, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada klien dan juga masyarakat sekitar.

Dan tahap berikutnya lanjut Wahyu Nur Hidayat, rumah suling akan memproduksi 500 kilo rumput sereh menjadi minyak setiap harinya. "Sementara produksi perharinya 500 kilo,"ungkapnya.

Terkait adanya keraguan-raguan dari warga sekitar dengan keberadaan rumah suling akan berdampak pada lingkungan, Wahyu Nur Hidayat menyebutkan proses penyulingan minyak sereh wangi tidak merusak lingkungan.

Prosesnya sederhana, rumput sereh dibakar dalam alat, kemudian air dan minyaknya mengalir ke kolam untuk didinginkan kemudian baru kemudian disaring lagi masuk ke penampungan. dan rumput yang sudah dibakar bisa digunakan lagi untuk pakan ternak setelah dikeringkan selama tiga hari.

"Jadi masyarakat sekitar tidak perlu khawatir tidak akan ada limbah sedikitpun," pungkasnya terkait rumah Suling minyak sereh wangi di Kabupaten Banyumas ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES