Peristiwa Internasional

Pendakwah Indonesia Perkenalkan Islam yang Toleran dan Damai di AS

Minggu, 16 Agustus 2020 - 23:41 | 33.40k
Salah satu pendakwah di AS, Firdaus Kadir. (FOTO: Moh Ramli/TIMES Indonesia)
Salah satu pendakwah di AS, Firdaus Kadir. (FOTO: Moh Ramli/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Berdakwah di Amerika Serikat (AS) memang bukan hal yang mudah. Hal itu dikarenakan, selain memang masih minoritas, masyarakat di negeri yang kini dipimpin oleh Presiden Donald Trump itu masih banyak yang menilai Islam adalah ajaran keras dan tidak toleran.

Meski begitu, para pendakwah Indonesia, yang kini tinggal dan menetap di negeri Paman Sam itu, tidaklah surut untuk komitmen memberikan wajah Islam yang sesuai ajaran yang sesungguhnya. Yakni, toleran terhadap siapapun. Dan memberikan kedamaian terhadap siapapun. Termasuk bagi warna non Islam sekalipun.

Salah satu pendakwah di AS, Firdaus Kadir mengaku memang tantangannya tidak mudah dan tidak sedikit. Namun, masalah tersebut bukan lantas menjadi pesimis untuk tetap pada tujuan utamanya. Yakni, mengenalkan Islam damai yang awalnya dianggap sebagai pendukung kekerasan.

"Tantangannya bukan sedikit. Karena (Islam di AS) minoritas. Hendaknya menjadi corong. Menjadi orang yang bisa berinteraksi dengan antar agama. Karana tantangannya berdakwah di sini (AS) sangat kompleks," katanya dalam agenda virtual dengan tema Peranan Komonitas Muslim Indonesia dalam Dakwah di Bumi Amerika, Minggu (16/8/2020).

Pendakwah-Indonesia-b3c3863b24b360a44.jpg Kustim Wibowo, salah satu pendakwah di AS. (FOTO: Moh Ramli/TIMES Indonesia)

Kustim Wibowo, salah satu yang juga pendakwah di AS menambahkan, meski tak mudah berdakwah di Paman Sam, namun berkat komitmennya selama kurang lebih 21 Tahun tinggal di sana, dirinya bisa mendirikan Masjid di AS.

Dia bersyukur saat ini Islam tidak lagi dikenal sebagai ajaran yang negatif. Hal itu dikarenakan, dalam berdakwah dirinya sendiri adalah menjujung tinggi Islam yang berwajah moderat. Itu kata laki-laki asal Sumenep, Madura tersebut, adalah modal agar dakwahnya bisa diterima baik oleh masyarakat di AS.

"Alhamdulillah 5 tahun yang lalu mendirikan Masjid di sini (AS). Kami memperkenalkan Islam (yang baik). Misalnya kita mengadakan makan-makan bersama. Diajari mamakai hijab. Mereka (warga AS) senang itu," jelasnya.

Awalnya, kata Kustim, banyak warga AS, yang mengira bahwa orang Islam hanya ada di Timur Tengah saja. Mayoritas, masyarakat AS tidak tahu bahwa penduduk Islam terbanyak di dunia yakni ada di Indonesia. "Kita memberikan pengertian bahwa muslim tidak terbelakang. Muslim tidak hanya Timur Tengah," ujar salah satu pendakwah di Amerika Serikat tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES