Politik

KAMI Anggap Indonesia Gagal, GMNI: Oposisi Partikelir, Namun Harus Terukur

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 21:07 | 47.47k
Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino saat berpidato pada peringatan Haul Bung Karno, 20 Juni 2020 di Kota Blitar. (Foto: Dokumentasi DPP GMNI)
Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino saat berpidato pada peringatan Haul Bung Karno, 20 Juni 2020 di Kota Blitar. (Foto: Dokumentasi DPP GMNI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Umum DPP GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Arjuna Putra Aldino menilai anggapan KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) bahwa Indonesia telah gagal adalah penilaian yang terlalu terburu-buru. Pasalnya saat ini, menurut Arjuna, semua pihak sedang berupaya agar Indonesia segera bisa keluar dari masa pandami yang tidak diinginkan semua orang.

"Saya kira itu penilaian yang terburu-buru. Saat ini semua pihak sedang berupaya agar Indonesia bisa keluar dari pandemi Covid-19 ini. Tidak ada orang yang ingin pandemi Covid-19 yang menyusahkan semua orang ini terus melanda Indonesia," ungkap Arjuna

Arjuna berharap berkumpulnya sejumlah mantan pejabat dan elit politik itu tidak hanya sekedar melakukan deklarasi. Namun juga menghasilkan ide-ide yang komprehensif agar Indonesia bisa keluar dari pendemi Covid-19. Karena menurut Arjuna, Covid-19 adalah masalah kita bersama.

"Beliau-beliau ini adalah mantan pejabat dan elit politik di negeri ini. Tentu kita berharap gerakan tersebut tidak sekedar deklarasi. Namun juga menghasilkan ide-ide yang komprehensif agar Indonesia bisa keluar dari masalah yang ada," tutur Arjuna.

Sebagai informasi, sejumlah tokoh disebut telah bergabung dalam KAMI yang akan dideklarasikan pada 18 Agustus 2020. Din Syamsudin, salah satu inisiator KAMI menyebutkan setidaknya 150 tokoh yang sudah tergabung dalam KAMI. Di antara 150 tokoh itu, yakni Rachmawati Soekarnoputri, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, mantan Menteri Kehutanan MS Ka'ban, dan Ketua Umum FPI Sobri Lubis.

Arjuna juga berharap bahwa gerakan ini bisa benar-benar menyelamatkan Indonesia. Bukan sekedar gerakan politik kekuasaan. Yang hanya memanfaatkan situasi untuk merebut kekuasaan. Jika bertujuan untuk merebut kekuasaan menurut Arjuna, lebih bijak jika bersabar menunggu 2024.

"Sebagai bentuk oposisi partikelir, tentu kita berharap itu gerakan menyelamatkan Indonesia, menyelematkan rakyat. Bukan gerakan politik kekuasaan. Jika hanya sekedar merebut kekuasaan, lebih baik bersabar menunggu jadwal Pilpres 2024. Jangan menjadikan rakyat sebagai kuda tunggangan," ujar Arjuna Putra Aldino, Ketua Umum DPP GMNI merespons anggapan KAMI bahwa Indonesia telah gagal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES