Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Gara-gara Warna, Sekolah menjadi Klaster Baru

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 12:58 | 68.17k
Febti Ismiatun, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Febti Ismiatun, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Wacana terkait uji coba Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara offline di tingkat sekolah menengah nyatanya mulai diberlakukan oleh beberapa daerah di Indonesia. Ada 3 alasan dibukanya kembali KBM secara langsung di sekolah. Pertama ialah atas pertimbangan bahwa daerah tersebut masuk pada kategori zona hijau atau kuning. Kedua bahwa keyakinan untuk mendukung keputusan tersebut ialah bahwa sekolah-sekolah telah memenuhi tahap tracking and tracing yang memadai. Alasan ketiga yakni belajar secara daring dianggap tidak efektif bagi siswa. Sehingga menjadi tidak masalah jika siswa datang kembali ke sekolah untuk belajar.

Status daerah terdampak Covid-19 berdasarkan warna-warna tersebut dianggap aman oleh sebagian masyarakat di Indonesia untuk dilakukan kembai KBM secara luring. Masih banyak masyarakat menganggap bahwa daerah dengan zona hijau adalah daerah tanpa kasus Covid-19 atau memiliki resiko tertular yang sangat rendah dibanding zona-zona lain. Namun apakah status berdasarkan warna mampu benar-benar menentukan bahwa masyarakat aman dari penularan virus? Apakah data atau informasi kasus Covid-19 di daerah berzona hijau sudah valid dan relevan dengan kondisi sebenarnya? Atau justru karena muncul Orang Tanpa Gejala (OTG) sehingga daerah tersebut dianggap aman dari penularan Covid-19? Kita ketahui bersama bahwa sulit sekali mendeteksi apakah suatu tempat aman dari virus tersebut karena ia tidak mampu dilihat dengan kasat mata, maka sebaiknya masyarakat tidak lengah dengan warna zona tertentu. Semua zona bisa jadi merupakah zona yang berbahaya jika masyarakat tidak mampu mengendalikan diri untuk melakukan kegiatan berkumpul, salah satunya dengan mengaktifkan kembali KBM secara tatap muka.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Alih-alih telah menganggap aman zona hijau dan terlanjur mengimplementasikan pembelajaran secara langsung, resiko pun tidak dapat lagi dihindari. Dari sumber Kumparan tertanggal 12 Agustus 2020, berbagai sekolah tersebar di seluruh wilayah Indonesia telah menjadi klaster baru sumber penyebaran Covid-19. Pertama ialah Cirebon. Salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dipilih melakukan uji coba KBM tatap muka oleh Pemda Cirebon akhirnya membatalkan kebijakannya karena 1 siswa terjangkit Covid-19. Selanjutnya ialah kabupaten Pati. 26 santri dinayatakan positif Covid-19 akibat tetap diadakannya pembelajaran secara langsung. Saat ini pesantren tersebut telah melakukan lockdown. Ketiga yaitu Sumedang. Dua pelajar usia 6 dan 9 tahun terjangkit Covid-19 dari pedangang Pasar Situraja saat perjalan dari dan ke sekolah. Klaster sekolah berikutnya datang dari Kalimantan Barat dimana 14 siswa dan 8 guru terpapar Covid-19 setelah melaksanakan KBM offline. Masing-masing yakni dari sekolah di daerah Ketapang, Ngabang dan Pontianak. Kasus sekolah lain terjangkit Covid-19 yakni Tulungagung. Satu siswa berusia 9 tahun telah menulari 5 teman dan 2 guru.

Data di atas cukup memperlihatkan bahwa Covid-19 tidak bisa dihiraukan oleh masyarakat. Keputusan KBM secara offline yang akan diuji cobakan di seluruh wilayah di Indonesia, khususnya daerah yang masuk kategori zona hijau dan kuning, harus dipertimbangkan matang-matang oleh pemerintah pusat. Pemutusan rantai Covid-19 dapat dilakukan dari sekolah dengan tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dimana siswa belajar dari sekolah melalui media apapun yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, misalnya dengan memanfaatkan teknologi atau bahkan modul atau LKS dari masing-masing sekolah. Lalu hasil belajar dari rumah dapat dilaporkan melalui media yang paling memungkinkan dengan kondisi siswa dan guru, sehingga proses belajar selama masa pandemi tetap berjalan dengan baik dan siswa pun tetap terjaga kesehatannya dari virus Covid-19 yang mengancam seluruh masyarakat di dunia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Febti Ismiatun, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES