Peristiwa Daerah

Takut Pabrik Bioetanol Kembali meledak, Warga Usulkan Pembangunan Pagar Pengaman

Jumat, 14 Agustus 2020 - 22:55 | 71.06k
Polisi memasang garis polisi di Pabrik Bioetanol Mojokerto yang meledak beberapa hari lalu. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Polisi memasang garis polisi di Pabrik Bioetanol Mojokerto yang meledak beberapa hari lalu. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANGPabrik bioetanol di Mojokerto, Jawa Timur yang meledak 3 hari yang lalu setidaknya membuat 57 rumah penduduk di Dusun Sukosewu, Desa Gempolkrep rusak. Kerusakan mulai dari plafon runtuh, dinding retak, hingga kaca depan rumah pecah.

Ledakan di anak perusahaan BUMN, PTPN X itu mengakibatkan 10 pekerja menderita luka bakar dan 1 korban tewas.

Meski sudah dinyatakan aman, kondisi ini membuat warga khawatir terjadi ledakan susulan. Warga sekitar usulkan pabrik membuat pagar pengaman.

"Tembok sebelah pintu sampai terbelah, tembok dalam kamar retak, rumahnya goyang kaya gempa. Saya takut terjadi lagi," kata Nur Hani salah satu warga Dusun Sukosewu RT 8 RW 2 Desa Gempolkrep Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto, Jumat (14/8/2020).

Trauma juga dirasakan Isnainiyah (36), warga RT 8 RW 2 Dusun Sukosewu. Apalagi rumahnya hanya berjarak sekitar 25 meter dari dua tangki raksasa milik PT Enero.

"(Tangki yang meledak) yang jauh saja sudah menakutkan ledakannya. Setiap hari selalu tidak bisa tenang, tidur tidak bisa nyenyak karena khawatir terjadi lagi. Yang saya takutkan yang depan rumah ini, kan itu besar-besar tangkinya," jelas ibu satu anak ini.

Suami Isnainiyah, Supardi (49) menilai, PT Enero belum membangun sistem keamanan yang memadai jika setiap saat terjadi ledakan. Salah satunya pagar pembatas antara area pabrik dengan permukiman penduduk. Pagar dari besi dengan ketinggian 2 meter itu masih banyak celah yang bisa dilewati semburan api.

Kami minta dibangun pagar beton setinggi 3 meter, ketebalan 0,5 meter. Biar aman kalau terjadi ledakan. Pagar besi masih ada celah, kalau ada ledakan pasti tembus ke permukiman warga," tegasnya.

Humas PT Enero Ariel Hidayat menuturkan, dua tangki raksasa yang dekat dengan permukiman penduduk RT 8 Dusun Sukosewu tidak untuk menampung stillage. Yakni hasil sampingan dari produksi bioetanol untuk membuat pupuk cair. Masing-masing tangki kapasitasnya sekitar 30.000 kilo liter.

"Potensi meledaknya tidak ada. Karena sejak insiden, tidak ada aktivitas di tangki itu," terangnya.

Ariel menambahkan pihaknya akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pihak manajemen. "Terimakasih atas informasinya. Akan kami sampaikan ke manajemen, akan kami perhatikan," ucapnya menanggapi kekhawatiran warga mengenai kemungkinan Pabrik bioetanol di Mojokerto, kembali meledak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Jombang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES